Sejumlah masyarakat menganggap tangan yang sering berkeringat merupakan gejala dari penyakit jantung. Benarkan demikian?
Dilansir dari detikHealth, dokter ahli dan konsultan kardiologis elektrofisiologi intervensi dr Sunu B Raharjo, SpJP (K) menjelaskan tentang kondisi tangan yang sering berkeringat bukan gejala langsung dari penyakit jantung.
"Tidak langsung, ya. Kita sering dapat pasien dengan tiroid. Kalau kelenjar tiroid over activity, salah satu efeknya adalah kelenjar keringatnya juga berlebihan," kata dr Sunu B Raharjo, SpJP (K), dokter ahli dan konsultan kardiologis elektrofisiologi intervensi saat ditemui di detikcom di Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut dikenal dalam istilah medis dengan hipertiroidisme. Yakni kondisi dimana kelenjar tersebut membuat terlalu banyak hormon tiroid sehingga mempercepat metabolisme tubuh.
Hal itu lah yang membuat seseorang bisa merasakan beberapa gejala, seperti tangan bergetar (tremor), penurunan berat badan, dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
Lebih lanjut, dr Sunu menjelaskan bahwa tangan keringat dingin bukan satu-satunya ciri-ciri dari hipertiroid. Gangguan tiroid juga bisa berdampak pada kerja jantung sehingga meningkatkan risiko aritmia ataupun henti jantung.
Maka dari itu ia meminta masyarakat tidak melakukan 'self diagnose' dan segera berkonsultasi dengan dokter jika merasakan keluhan lain hipertiroidisme, seperti:
- Berat badan turun secara drastis tanpa alasan
- Gugup, cemas. dan mudah tersinggung
- Peningkatan rasa lapar
- Kelemahan otot
- Gangguan tidur
- Kelenjar tiroid yang membesar
- Cepat merasa gerah atau peka terhadap suhu panas
- Buang air lebih sering
- Kulit menipis dan rambut rontok
Namun, jika mengalami keringat dingin yang disertai keluhan jantung berat, nyeri luar biasa, dan jumlah keringat yang abnormal itu bisa menandakan serangan jantung. Perlu diketahui, henti jantung dan serangan jantung merupakan dua kondisi yang berbeda.
"Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah jadi alirannya terhambat dan oksigenasinya berhenti, sedangkan henti jantung disebabkan listrik jantungnya 'super' cepat, yang disebut dalam istilah medis fibrilasi ventrikel," jelas dr Sunu.
Kendati demikian, kedua kondisi tersebut sama-sama fatal dan bisa menyebabkan kolaps. Jika tidak seger diatasi, dapat menyebabkan seseorang kehilangan nyawa.
(urw/alk)