Seorang ibu berinisial Y (24) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) memberikan minum berupa kopi saset kepada bayinya yang masih berusia 7 bulan. Tak hanya itu, sang ibu juga sengaja memviralkan aksinya itu di media sosial.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat seorang bayi diberi minuman kopi saset. Dalam video itu juga memperlihatkan seseorang tengah menyeduh kopi saset ke dalam gelas sebelum diberikan ke bayi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengomentari aksi Y tersebut. Jokowi menyindir kader posyandu yang menurutnya lambat menangani bayi yang diberi kopi saset oleh ibunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga yang saya baca, polisi menemui orang tua bayi, tapi seharusnya yang bener mestinya kader posyandu, kader dari BKKBN yang datang ke sana," kata Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri rakernas BKKBN di Jakarta Timur, seperti dilansir dari detikNews, Rabu (25/1/2023).
Dirangkum detikSulsel, Kamis (26/1/2023) berikut 5 fakta bayi di Gowa diberi kopi saset oleh ibunya.
1. Y Ngaku Kesulitan Ekonomi
Polisi mengungkap alasan Y memberikan minum kopi saset ke bayinya. Y mengaku kesulitan ekonomi untuk biaya hidup sehari-hari.
"Karena kondisi dan kekurangan (biaya) yang sulit untuk masalah pembiayaan dengan kehidupannya," kata Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
2. Berharap Dapat Royalti
Reonald menuturkan Y sengaja membuat video momen memberikan kopi saset ke bayinya lalu diviralkan di media sosial. Hal tersebut dilakukan Y agar mendapatkan royalti dari orang-orang yang kasihan.
"Untuk mendapatkan royalti, tetapi cara itu salah, itu nanti kita akan berikan pembinaan," ujar Reonald.
Menurut Reonald, sang ibu tak hanya tega memberikan bayinya kopi saset, melainkan juga diberi daging ayam pedas.
"Makanya dia buatlah (video) mulai dari memberikan daging ayam yang digoreng pedas, kemudian yang terakhir itu yang pemberian kopi saset," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
3. Y Akan Jalani Tes Kejiwaan
Y akan menjalani tes kejiwaan setelah melakukan aksi berbahaya terhadap bayinya. Saat ini kondisi bayi Y dalam perawatan.
"Kita akan meningkatkan untuk tes kejiwaannya (ibu bayi)," kata Reonald.
Reonald menuturkan tes kejiwaan ini setelah pihaknya mengambil keterangan awal ibu bayi tersebut. Pemeriksaan selanjutnya untuk mengetahui kondisi kejiwaan Y.
"Untuk mengetahui bagaimana kondisi kejiwaan dari ibu tersebut," tutur Reonald.
4. Y Tidak Ditahan
Polisi tidak melakukan penahanan terhadap Y. Dalam kasus ini, polisi menerapkan restorative justice setelah mengetahui alasan Y memberikan kopi saset ke bayinya.
"Ada pelanggaran hukum tapi kita tidak menerapkan pelanggaran hukum di sini, kami hanya mengedepankan restorative justice," kata Reonald.
"Pertimbangan kemanusiaan dan kondisi (ekonomi) yang betul-betul memprihatinkan," ujarnya.
Reonald mengatakan ibu sang bayi sebelumnya dibawa ke kantor polisi bukan untuk diamankan, melainkan hanya untuk dimintai keterangan.
"Bukan diamankan tapi kita membawa ke sini (kantor polisi) untuk kita lakukan pengecekan baik secara kesehatan anak, ibu bahkan neneknya," tegas Reonald.
Saat ini, Y bersama sang bayi dititipkan ke Dinas Sosial untuk sementara waktu. Mereka akan ditempatkan di tempat rehabilitasi dan perlindungan sosial, Gau Mabaji.
Baca kondisi bayi Y di halaman berikutnya...
5. Kondisi Bayi Y Sehat
Kondisi bayi Y semakin membaik setelah ditangani dokter. Tak hanya itu, sang bayi juga sudah diberi minum susu bubuk.
"Kondisi saat ini terakhir, jadi ibunya setelah mendapatkan bantuan uang, dia sudah memberikan kembali susu (bubuk), kemudian setelah itu sudah tidak diare lagi," kata dokter klinik Polres Gowa Anniza kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
Sebelumnya dalam video yang beredar di media sosial, pemilik akun menuliskan kondisi pencernaan bayi berubah sejak minum kopi. Pemilik akun mengatakan sang bayi hanya BAB 9 kali dalam sehari dari sebelumnya 10 kali saat meminum susu kental manis.
Dokter Anniza yang melakukan pemeriksaan terhadap bayi mengatakan kondisi bayi yang diberi kopi tak ada masalah signifikan, tetapi itu tidak dianjurkan. Dia menilai bayi tersebut hanya obesitas.
"Pas saat saya periksa tidak ada masalah, tetapi untuk saat ini yang saya nilai hanya obesitas," ujarnya.
"Makanya kalau susu yang dikonsumsi kembali itu bubuk. Tapi sebelumnya pada saat usia 4 bulan sampai 7 bulan sebelum dia mendapatkan bantuan, itu dia (bayi) minum susu kental manis," tambahnya.