Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lasinrang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap penyebab kematian ibu hamil bernama Asmia (33) dan bayinya usai ditandu 7 kilometer. Berdasarkan hasil audit sementara, Asmia dan bayinya meninggal karena persalinan lambat ditangani.
"Ini persalinan sudah berlangsung baru dipanggil bidan periksa. Nah, pada saat bidan periksa sudah KJDR (kematian janin dalam rahim)," ungkap Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Lasinrang, dr. Amar Maruf, Sp. OG kepada detikSulsel, Kamis (19/1/2023).
Hal itu terungkap dari hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang dilakukan di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Pinrang siang tadi. Sejumlah pihak terkait, baik bidang hingga dokter dihadirkan dalam pertemuan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amar melanjutkan, proses persalinan yang terlambat ditangani kemudian berdampak ke ibu hamil. Kematian janin juga disebabkan lantaran adanya infeksi di rahim.
"Tentu kan sebelumnya tidak meninggal bayinya, dalam proses persalinan yang lama itu yang menyebabkan infeksi awal dan bisa membuat meninggal janin," paparnya.
Menurut Amar, pihak keluarga telat melapor ke bidan desa saat Asmia sudah mengeluh kesakitan. Seharusnya saat ada keluhan itu seharusnya langsung mendapat penanganan.
"Seharusnya waktu masih sakit-sakit itu sudah segera dilaporkan," paparnya.
Amar menjelaskan, Asmia sudah mengeluh kesakitan sejak Kamis malam (5/1). Namun pasien baru bisa dibawa ke puskesmas keesokan harinya lantaran cuaca buruk.
"Setelah diperiksa bidan itu dirujuk turun ke Puskesmas Salimbongan tetapi tertunda karena badai, hujan, pada waktu malam jadi pagi baru dibawa," paparnya.
Dia menambahkan, Asmia sebelumnya diprakirakan bakal melahirkan pada Februari mendatang. Namun ternyata proses persalinannya datang lebih cepat.
"Namanya taksiran persalinan itu bisa maju lebih cepat seminggu bisa maju dua minggu. Itu juga relatif tergantung juga jawaban ibu hamil kapan tanggal haid berhenti. Jadi ada 2 sampai 3 alat untuk konfirmasi taksiran persalinan," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinkes Pinrang menyebut audit maternal perinatal (AMP) dilakukan untuk untuk menyelidiki penyebab kematian Asmia dan bayinya. Audit bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi.
"Dengan adanya kejadian seperti ini, ada namanya AMP. Itu audit penyebabnya (kematian janin dan Asmi)," ungkap Kadis Kesehatan Pinrang drg. Dyah Puspita Dewi, Selasa (10/1).
"Ini audit penyebab bukan untuk mencari ini kesalahan siapa, tetapi kita mau ketahui dan belajar untuk mengetahui apa sebabnya," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Kronologi Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal
Sebagai informasi, Asmia ditandu sejumlah warga menggunakan sarung dengan sebilah bambu sejauh 7 kilometer pada Jumat (6/1). Asmia dibawa dari kediamannya di Dusun Buttu Batu, Desa Kariango menuju Desa Bakaru, Kecamatan Lembang, Pinrang.
Setelah menempuh perjalanan 7 kilometer, Asmiah tiba di puskesmas. Namun karena kondisinya yang butuh penanganan intensif, dia lantas dirujuk ke RSUD Lasinrang Pinrang.
"Setelah dilakukan USG, dicurigai janin sudah meninggal di dalam rahim dan kemungkinan besar ada pendarahan di rahim," sebut Direktur Utama (Dirut) RSUD Lasinrang Pinrang dr. Moh Inwan Ahsan kepada detikSulsel, Minggu (8/1).
Kondisi Asmia saat itu dikatakan dalam kondisi syok. Bayi dalam kandungannya berhasil dikeluarkan dalam kondisi meninggal sekitar pukul 16.00 Wita.
"(Bayi Asmia) Sudah dalam kondisi meninggal. Dikeluarkan saat operasi sekitar sore hari jam 4," tambahnya.
Inwan melanjutkan, Asmia pun langsung dirawat di ruang ICU usai menjalani operasi pascapendarahan di rahimnya. Namun nahas, Asmia mengembuskan napas terakhirnya menyusul kepergian bayinya pada Sabtu (7/1).
"Untuk menutup pendarahan di rahim, ibu dirawat di ICU sambil dilakukan penanganan untuk memperbaiki kondisi ibunya. Tapi meninggal pada hari Sabtu siang di ICU RS," terang Inwan.
Simak Video "Video: Ibu Hamil di Maros Ditandu ke Puskesmas, Berujung Melahirkan dalam Perjalanan"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/hsr)