Penyebab dan Risiko Jantung Berdebar Kencang

Penyebab dan Risiko Jantung Berdebar Kencang

Tim detikHealth - detikSulsel
Senin, 09 Jan 2023 19:59 WIB
Ilustrasi sakit jantung
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato
Jakarta -

Jantung berdegup atau berdebar menandakan jantung sedang memompa darah. Namun kadang kala jantung seketika berdebar kencang atau lebih cepat dibanding pada kondisi normal.

Dilansir detikHealth, detak jantung umumnya akan terasa saat kita meletakkan tangan di bagian dada. Meski begitu, banyak orang dapat merasakan detakan jantungnya tanpa menyentuh dada.

Kondisi itu terjadi bukan tanpa sebab. Maka dari itu simak penjelasannya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Jantung Berdebar Kencang

Jantung berdebar kencang disebabkan beberapa faktor. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, berikut faktor penyebab jantung berdebar kencang.

1. Kecemasan

Kecemasan adalah respons dasar tubuh saat menerima suatu ancaman. Biasanya ancaman yang terjadi berupa sesuatu yang terlihat nyata dan membahayakan. Misalnya bencana alam atau sesuatu yang mengganggu pikiran, seperti saat akan menghadapi ujian.

ADVERTISEMENT

Nah, perasaan cemas ini tidak hanya dirasakan di dalam pikiran saja. Namun juga akan menimbulkan peningkatan kinerja jantung yang membuatnya menjadi berdetak dengan cepat.

2. Gangguan pada Jantung

Jantung yang berdebar juga bisa disebabkan oleh gangguan pada kerja jantung. Gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan irama jantung (aritmia).

Selain itu, jantung berdetak lebih cepat (takikardia). Biasanya dua kondisi tersebut akan dibarengi dengan rasa tidak nyaman dan bisa memunculkan rasa nyeri pada bagian dada.

3. Konsumsi Makanan atau Obat-obatan

Faktor lain penyebab jantung berdebar kencang ialah berbagai jenis makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi. Berikut adalah beberapa makanan atau obat-obatan yang bisa memicu percepatan detak jantung:

Kafein: Terkandung dalam kopi, teh, dan minuman berenergi.

Alkohol: Baik makanan atau minuman yang mengandung alkohol bisa memicu peningkatan kerja jantung. Kondisi jantung seseorang akan berdebat dengan lebih kencang setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung alkohol.

Obat-obatan: Berbagai kandungan dalam obat dapat memancing kinerja jantung, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa jenis obat yang sering dikonsumsi dan dapat memicu hal ini seperti inhaler asma, penurun tekanan darah, obat anti alergi, antibiotik, dan obat antidepresan.

4. Kondisi Tubuh Lainnya

Jantung berdebar kencang juga biasanya disebabkan oleh kondisi tubuh. Kondisi yang dimaksud sebagai berikut:

Gangguan hormon tiroid: Kelenjar tiroid adalah penghasil hormon yang memelihara metabolisme. Jika diproduksi secara berlebihan maka akan meningkatkan kinerja jantung yang akan menimbulkan perasaan berdebar.

Gula darah rendah: Kondisi gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) juga dapat mempengaruhi kinerja saraf otonom yang menyebabkan jantung menjadi berdebar.

Perubahan hormonal: Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang mengalami perubahan siklus yang hormonal melalui menstruasi, menopause, atau kehamilan.

Cara Mengatasi Jantung Berdebar Kencang

Nah, bagaimana cara mengatasi jika jantung berdebar kencang? Dikutip dari Healthline, berikut adalah beberapa caranya:

  • Melakukan teknik relaksasi untuk mengendalikan stres dengan berbagai kegiatan seperti meditasi dan yoga.
  • Minum air putih agar tetap terhidrasi.
  • Kembalikan keseimbangan elektrolit dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan mineral. Beberapa makanan tersebut adalah produk susu, kacang-kacangan, dan ikan.
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman yang bersifat stimulan seperti kopi, teh, dan minuman berenergi.
  • Setop merokok dan konsumsi minuman alkohol.

Risiko Jantung Berdebar Kencang

Ada berbagai faktor risiko yang membuat jantung bisa berdetak dengan sangat cepat. Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa faktor risiko jantung berdebar kencang:

  • Stres
  • Gangguan kecemasan atau juga serangan panik (panic attack)
  • Kehamilan
  • Obat-obatan tertentu yang mengandung stimulan, seperti obat flu atau asma.
  • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).
  • Masalah jantung seperti detak jantung tidak teratur, perubahan struktur jantung, sebelumnya sempat mengalami serangan jantung, atau sebelumnya pernah melakukan operasi jantung.

Simak selengkapnya di sini.




(asm/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads