Ibu Hamil di Pinrang Ditandu 7 Km Pakai Sarung, Kades Minta Bantuan Jembatan

Ibu Hamil di Pinrang Ditandu 7 Km Pakai Sarung, Kades Minta Bantuan Jembatan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Minggu, 08 Jan 2023 20:18 WIB
Ibu hamil di Pinrang ditandu pakai sarung.
Foto: Ibu hamil di Pinrang ditandu pakai sarung. (Dok. Istimewa/Tangkapan Layar)
Pinrang -

Ibu hamil bernama Asmia (33) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa ditandu menggunakan sarung dibawa ke puskesmas lantaran akses jalan yang sulit. Situasi itu disebut sudah sering terjadi, makanya warga berharap bisa dibangunkan akses jembatan.

"Susah kalau kami mau kerjakan, itu anggaran besar. Kami butuh bantuan Pemkab hingga pusat kalau mau bangun akses di situ (jembatan yang bisa dilalui mobil)," kata Kepala Desa Kariango, Muhammad Jafar kepada detikSulsel, Minggu (8/1/2023).

Kondisi jembatan yang dilalui ibu hamil ditandu menggunakan sarung di Pinrang, Sulsel.Kondisi jembatan yang dilalui ibu hamil ditandu menggunakan sarung di Pinrang, Sulsel. Foto: Dok. Istimewa/Tangkapan Layar

Saat ini menurut Jafar, jembatan yang menjadi akses utama masyarakat di Dusun Buttu Batu masih berupa jembatan kecil yang hanya bisa dilalui motor. Sehingga jika ada warga yang sakit, lebih memilih ditandu dengan menggunakan sarung untuk menyeberang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu memang kendala kami di jembatan. Sudah perlu jembatan besar yang bisa dilalui roda empat atau mobil karena kalau saat ini hanya bisa dilalui motor saja," jelasnya.

Jafar mengatakan, ibu hamil bernama Asmia (33), warga Desa Kariango yang terpaksa ditandu sejauh 7 kilometer saat hendak melahirkan bukan kasus pertama. Sebelumnya, jika ada warga yang sakit selalu ditandu menggunakan sarung.

ADVERTISEMENT

"Sudah sering masyarakat pilih tandu dengan sarung. Jadi ditandu dengan mengambil jalan pintas untuk bisa sampai di Desa Bakaru, nanti dari Desa Bakaru dibawa dengan mobil ke Puskesmas Salimbongan," bebernya.

Ia mengungkap kondisi akses jalan dan jembatan yang sempit tersebut sudah puluhan tahun harus dilalui warga. Ia pun sudah mencoba melakukan komunikasi dengan pemerintah Kabupaten Pinrang agar dapat dibantu.

"Sudah puluhan tahun begitu. Ada sekitar 30 tahun mungkin sampai sekarang kondisi masih begitu," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, ibu hamil bernama Asmia (33) di Pinrang ditandu memakai sarung sejauh 7 kilometer menuju puskesmas. Asmia hendak lahiran namun akses jalan menuju fasilitas kesehatan sulit untuk dilintasi kendaraan.

Dalam video viral yang bereda di media sosial, tampak sejumlah warga menandu seorang ibu hamil menggunakan sarung dan sebilah bambu. Kondisi jalan yang dilalui warga terlihat sempit.

Tampak jalanan yang dilalui juga terjal dan licin serta hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Bahkan warga terpaksa menyeberang sungai.

"Itu warga gotong royong menandu Asmia pakai sarung. Sudah sering begitu kalau ada warga yang sakit," ungkap Kepala Desa Kariango, Muhammad Jafar kepada detikSulsel, Minggu (8/1).

Asmia dan Bayinya Meninggal di RS Pinrang

Asmia (33) yang ditandu sejauh 7 kilometer meninggal dunia usai melahirkan di rumah sakit. Asmia wafat setelah bayi yang dilahirkannya mengembuskan napas terakhirnya lebih dulu.

"Diduga (bayinya) meninggal di dalam rahim. Jadi saat dilahirkan sudah tidak bernyawa," ungkap Direktur Utama (Dirut) RSUD Lasinrang Pinrang dr. Moh Inwan Ahsan kepada detikSulsel, Minggu (8/1).

Inwan menjelaskan, Asmia tiba di RSUD Lasinrang pada Jumat (6/1) sekitar pukul 11.00 Wita. Namun saat tiba, kesehatannya memang tidak dalam kondisi fit.

"Itu dia masuk kondisinya agak lemah dan pucat," paparnya.

Dengan kondisi tersebut, Asmia kemudian dirawat di IGD Maternal. Pasien mendapatkan penanganan dan pendampingan dari spesialis kebidanan.

"Tapi dia (Asmia) meninggal pada Sabtu siang di ICU," terangnya.




(ata/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads