Sopir Teman Bus Trans Mamminasata Makassar bernama Fachrul Moko Ginta (41) diduga pingsan saat mengemudi. Kendaraan yang dikemudikan Fachrul menabrak 4 mobil di Jalan Poros Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) usai hilang kendali.
Kecelakaan tersebut dilaporkan terjadi pada Rabu (28/12) sekitar pukul 19.25 Wita. Armada Teman Bus yang dikemudikan Fachrul tersebut berangkat dari Pelabuhan Boddia, Takalar menuju Panakkukang Square, Makassar. Nahas, bus tersebut mengalami kecelakaan di Jalan Poros Galesong Utara setelah sopir pingsan.
Dirangkum detikSulsel, Jumat (30/12/2022) berikut ini 4 hal tentang sopir Teman Bus yang pingsan saat mengemudi dan menabrak 4 mobil:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sopir Bus Pingsan Saat Mengemudi
Sopir Bus bernama Fachrul diduga hilang kesadaran atau pingsan saat mengemudikan Teman Bus. Sebelum terjadi kecelakaan, Fahrul diketahui mulai mengemudi hari itu pukul 15.30 Wita, dia bekerja di shift kedua.
"Setengah 4, dia di shift kedua. Jadi dia ini di fase terakhirnya di malam itu pukul 19.25 itu di fase terakhir. Dia akan kembali ke Panakkukang Square. Itu rotasi terakhir," ujar Kepala UPT Transportasi Mamminasata Dishub Sulsel, Andi Nur Diyana kepada detikSulsel, Kamis (29/12).
Fachrul tiba-tiba pingsan di tengah perjalanan. Hal ini lantas membuat bus hilang kendali dan mengakibatkan kecelakaan.
2. Bus Hilang Kendali Picu Kecelakaan-Tabrak 4 Mobil
Setelah sang sopir pingsan, armada Teman Bus yang melintas di Jalan Poros Galesong Utara itu pun hilang kendali. Situasi itu kemudian memicu terjadinya kecelakaan.
Awalnya bus yang dikendalikan Fachrul melaju dengan kecepatan 25 km/jam di Galesong Utara. Setelah ia hilang kendali, bus pun oleng ke arah kanan dan menabrak kendaraan dari arah berlawanan. Kecepatan armada bus itu pun perlahan berkurang hingga akhirnya berhenti setelah menabrak sejumlah kendaraan.
Kepala Operator BTS Makassar Trans Mamminasata Togi Simatupang dalam keterangannya mengatakan armada yang dikemudikan Fahrul dilaporkan menabrak 4 mobil minibus.
"Yang ditabrak yang saya ketahui, ada 4 mobil minibus. Kalau tidak salah mobil Agya, Avanza, Honda Jazz, sama apa satu lagi lupa saya. ada 4," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
3. Sopir Teman Bus Tewas Usai Kecelakaan
Setelah kejadian tersebut, sopir bus ditemukan dalam keadaan tewas. Kepala UPT Transportasi Mamminasata Dishub Sulsel, Andi Nur Diyana menegaskan sopir bus tewas bukan karena terlibat kecelakaan.
"Ini bukan karena menabrak sampai dia meninggal, bukan. Karena dia pingsan duluan pada saat dia bawa kendaraan, " ujar Andi Nur Diyana kepada detikSulsel, Kamis (29/12).
Dia juga menambahkan, sopir bus tidak sempat mengerem kendaraan sebelum pingsan. Bus tersebut baru berhenti setelah menabrak 3 kendaraan.
"Yang namanya ajal, dia tidak sempat ngerem, pingsan. Nanti kendaraan yang dia tabrak, baru bisa busnya berhenti," jelasnya.
4. Sopir Bus Dipastikan Sehat Sebelum Mengemudi
Kepala Operator BTS Makassar Trans Mamminasata Togi Simatupang mengaku tidak menerima informasi bahwa sopir yang terlibat kecelakaan dalam keadaan tidak sehat sebelum mengemudi. Togi menyebut sang sopir sudah diperiksa dan dipastikan dalam keadaan sehat sebelum mulai bertugas.
"Saya tidak menerima informasi sebelum-sebelumnya bahwasanya almarhum ini sakit. Jadi pramudi itu sebelum berdinas, kita ada form sehat, terdiri dari cukup istirahat atau tidak, dalam kondisi sehat atau tidak," jelas Togi kepada detikSulsel, Kamis (29/12).
Menurutnya, pihaknya memiliki SOP yang baku bagi petugas yang akan bertugas. 3 hari sebelum kejadian nahas ini terjadi, pengecekan kesehatan telah dilakukan terhadap sopir Teman Bus Trans Maminasata.
"Setelah saya crosscheck 3 hari sebelumnya di form sehat, Pak Fachrul itu 3 hari sebelumnya beliau cukup istirahat dan dalam kondisi sehat," jelasnya.
Pada hari terjadinya kecelakaan, dia juga mengaku tidak menerima laporan apapun bahwa yang bersangkutan dalam keadaan tidak fit.
"Pada saat sebelum kejadian, pagi, siang, tidak ada informasi di grup bahwasanya pramudi ini kurang sehat atau dalam kondisi kurang prima," sambungnya.
Lebih lanjut, Togi menyebut, jika sopir diketahui dalam kondisi tidak fit, maka akan dicarikan penggantinya.
"Yang selama ini berjalan, pramudi menginformasikan bahwasanya dia tidak dapat berdinas karena sakit, menggigil, demam dan sebagainya, setelah itu baru kita mencari pramudi pengganti," jelas Togi.