Sopir Teman Bus Trans Mamminasata Makassar bernama Fachrul Moko Ginta (41) diduga pingsan kemudian meninggal saat mengemudi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal ini menyebabkan bus yang dikemudikan Fahrul hilang kendali dan memicu kecelakaan yang melibatkan 4 mobil.
Kecelakaan beruntun itu terjadi di Jalan Poros Galesong Utara pada Rabu (28/12) sekitar pukul 19.25 Wita. Sebelum terjadi kecelakaan, Fahrul mulai mengemudi hari itu sekitar pukul 15.30 Wita, yakni pada shift kedua.
"Setengah 4, dia di shift kedua. Jadi dia ini di fase terakhirnya di malam itu pukul 19.25 Wits itu di fase terakhir. Dia akan kembali ke Panakkukang Square. Itu rotasi terakhir," ujar Kepala UPT Transportasi Mamminasata Dishub Sulsel, Andi Nur Diyana kepada detikSulsel, Kamis (29/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Diayana, Fachrul tiba-tiba pingsan saat melintas di Galesong Utara dengan kecepatan 25 km/jam. Bus pun hilang kendali dan menabrak 3 kendaraan lain di lokasi tersebut.
"Kondisi lalu lintas lancar saat bus melintas di Galesong Utara dengan kecepatan 25 km/jam. Kemudian tiba-tiba bapak Fachrul ini pingsan tidak sadarkan diri, sehingga menyebabkan mobil oleng ke jalur kanan menabrak 3 unit minibus dari arah berlawanan," jelas Diyana.
Saat kecelakaan terjadi, kecepatan armada bus perlahan berkurang hingga berhenti setelah menabrak 3 kendaraan. Diyana pun berkesimpulan Fachrul meninggal bukan karena terlibat kecelakaan.
"Ini bukan karena menabrak sampai dia meninggal, bukan. Karena dia pingsan duluan pada saat dia bawa kendaraan. Yang namanya ajal, dia tidak sempat ngerem, pingsan. Nanti kendaraan yang dia tabrak, baru bisa busnya berhenti," jelasnya.
Sopir dipastikan Sehat Sebelum Pingsan saat Mengemudi
Kepala Operator BTS Makassar Trans Mamminasata Togi Simatupang mengaku tidak menerima informasi bahwa sopir Fachrul dalam keadaan tidak sehat sebelum mengemudi. Berdasarkan hasil pemeriksaan pihaknya, Togi menyebut sang sopir dalam keadaan sehat sebelum mulai bertugas.
"Saya tidak menerima informasi sebelum-sebelumnya bahwasanya almarhum ini sakit. Jadi pramudi itu sebelum berdinas, kita ada form sehat, terdiri dari cukup istirahat atau tidak, dalam kondisi sehat atau tidak," jelas Togi kepada detikSulsel, Kamis (29/12).
Dia menjelaskan, pihaknya memiliki SOP bagi petugas yang akan bertugas. 3 hari sebelum kejadian nahas ini terjadi, Togi mengaku pihaknya telah melakukan pengecekan kepada kondisi sopir Teman Bus Trans Maminasata.
"Setelah saya crosscheck 3 hari sebelumnya di form sehat, Pak Fachrul itu 3 hari sebelumnya beliau cukup istirahat dan dalam kondisi sehat," jelasnya.
Dia juga mengaku tidak menerima laporan apapun pada hari terjadinya kecelakaan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan tidak fit.
"Pada saat sebelum kejadian, pagi, siang, tidak ada informasi di grup bahwasanya pramudi ini kurang sehat atau dalam kondisi kurang prima," sambungnya.
Togi menambahkan, apabila ada sopir yang diketahui dalam kondisi tidak fit, makan akan dicarikan penggantinya.
"Yang selama ini berjalan, pramudi menginformasikan bahwasanya dia tidak dapat berdinas karena sakit, menggigil, demam dan sebagainya, setelah itu baru kita mencari pramudi pengganti," jelas Togi.
Togi dalam keterangannya juga mengatakan bahwa armada Teman Bus yang dibawa Fachrul berangkat dari pelabuhan Boddia, Takalar menuju Panakukang Square, Makassar. Mobil tersebut lalu terlibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Poros Galesong Utara pada pukul 19.25 Wita, Rabu (28/12), armada yang dikemudikan Fahrul dilaporkan menabrak 4 mobil minibus (sebelumnya diberitakan 3).
"Yang ditabrak yang saya ketahui, ada 4 mobil minibus. Kalau tidak salah mobil Agya, Avanza, Honda Jazz, sama apa satu lagi lupa saya. ada 4," pungkasnya.
(urw/hmw)