Fakta-fakta Makassar Diterjang Banjir Parah hingga 6.664 Orang Terdampak

Kota Makassar

Fakta-fakta Makassar Diterjang Banjir Parah hingga 6.664 Orang Terdampak

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 26 Des 2022 06:00 WIB
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar yang diperbarui Minggu (25/12/2022) pukul 14.00 Wita, banjir masih merendam sejumlah wilayah di Makassar. Tercatat ada 3 kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea.
Kondisi permukiman warga yang terendam banjir di Kecamatan Manggala, Makassar. Foto: Rasmilawanti Rustam/detikSulsel
Makassar -

Cuaca buruk yang melanda Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) selama beberapa hari terakhir membuat 3 kecamatan terendam banjir. Data terakhir, ada 6.664 jiwa yang terdampak.

Dampak banjir ini terjadi di 15 kelurahan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar melaporkan ada 2.646 rumah yang terendam dan mengakibatkan 1.954 kepala keluarga (KK) terdampak.

Dirangkum detikSulsel, Senin (26/12/2022), berikut fakta-fakta Makassar diterjang banjir parah:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecamatan Manggala dan Biringkanaya Terparah

BPBD Makassar mencatat ada 2 kecamatan yang terdampak banjir paling parah. Saat ini tercatat ada 609 jiwa yang mengungsi di Kecamatan Manggala dan Biringkanaya.

Di Kecamatan Manggala, BPBD Makassar mencatat ada 92 KK atau 364 jiwa yang kini mengungsi. Para pengungsi tersebar di 7 lokasi.

ADVERTISEMENT

Sementara di Kecamatan Biringkanaya, tercatat ada 59 KK atau 245 jiwa yang mengungsi. Mereka tersebar di 5 lokasi pengungsian.

Empat Akses Jalan di Manggala Terputus

Camat Manggala Andi Fadly mengatakan banjir di wilayahnya membuat sejumlah akses jalan terputus. Ada 4 akses jalan di Kecamatan Manggala yang hanya bisa dilalui menggunakan perahu karet.

"Akses menuju Blok 10 yang biasanya lewat Perumnas Blok 8, pada pukul 18.00 Wita (tadi malam) tertutup mulai dari Jalan Ujung Bori Raya hingga ke Jalan Kecaping Raya Blok 10. Tidak bisa dilalui kendaraan R2 (roda dua) maupun R4 (roda empat). Akses hanya mampu dengan perahu karet," kata Fadly kepada wartawan, Minggu (25/12).

Dia mengungkapkan akses jalan dari Nipa-nipa juga sudah tidak bisa dilalui kendaraan. Selain itu, banjir turut merendam akses jalan menuju Moncongloe.

"Akses menuju blok 10 lewat jalur Nipa-Nipa juga telah tertutup disebabkan naiknya air di Jalan Kampung Manggala untuk akses menuju Moncongloe dan Kompleks Pemda. Tidak dapat dilalui kendaraan R2 maupun R4," terangnya.

Selain itu, akses menuju Blok 10 di Perumnas Antang disebut hanya bisa dilalui lewat jalan masuk Perumahan Bukit Baruga menuju Baruga 2. Namun akses jalan ini terbatas hingga pukul 22.00 Wita saja.

"Akses menuju blok 10 hanya bisa melalui jalan masuk perumahan Bukit Baruga tembus ke Bukit Baruga 2. Namun hanya bisa dilalui hingga pukul 10 malam," sebutnya.

Fakta lainnya di halaman selanjutnya.

Simak Video 'Penampakan Banjir di Makassar Rendam 2.646 Rumah':

[Gambas:Video 20detik]



Jenazah Warga Diantar Pakai Perahu Karet

Seorang warga bernama Harun (60) di Kecamatan Manggala meninggal dunia akibat terjatuh saat memangkas pohon di depan rumahnya. Jenazahnya kemudian diantar menggunakan perahu karet karena di sekitar rumahnya terendam banjir.

Peristiwa itu terjadi pagi tadi di Blok 10 Perumnas Antang, Jalan Biola, Minggu (25/12). Korban meninggal tidak lama setelah terjatuh dari pohon.

"Menurut informasi keluarganya lagi pangkas-pangkas pohon begitu manjat terjatuh meninggal. Jadi tidak banjir rumahnya. Lagi bersih-bersih begitu," ujar Camat Manggala Andi Fadly.

"(Atas nama) Harun. Sudah tua, lebih 50 tahun. Tadi anaknya sendiri yang antar, istrinya, ada Pak Wali di situ, dari BPBD, ada semua," terangnya.

Fadly mengatakan jenazah sempat diantar menggunakan perahu karet dari rumahnya ke lokasi yang tidak terdampak banjir. Namun setelah itu jenazah diantar menggunakan ambulans ke rumah keluarganya untuk disemayamkan.

"Keluarganya meminta dikeluarkan segera. Jadi karena lokasinya itu dikelilingi genangan maka harus menggunakan perahu karet. Tapi itu hanya sampai ambulans. Setelah itu diantar pakai ambulans ke rumah duka," imbuhnya.

Danny Sentil Pengembang Perumahan

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menyentil pengembang perumahan turut menjadi pemicu banjir di Makassar. Dia pun meminta pengembang untuk bertanggung jawab akibat banjir tersebut.

"Seharusnya juga yang bertanggung jawab (atas banjir ini) developer. Seharusnya mereka yang tanggung jawab," tegas Danny kepada wartawan di lokasi banjir di Perumnas Antang, Minggu (25/12).

Danny mengatakan banjir Makassar ini dipicu pembangunan perumahan yang tidak sesuai aturan. Makanya, dia mengaku akan segera memanggil para pengembang yang wilayahnya terendam banjir.

"Saya juga mau mengumpulkan semua developer untuk membicarakan ini," katanya.

Dia juga menyebut ada sejumlah perumahan yang kondisinya tidak layak. Banyak yang tetap membangun di daerah-daerah air.

"Tidak layak sebenarnya. Perizinan Sekarang kan sudah ada. Kebetulan ini sudah lama di zaman saya itu saya tidak perkenankan daerah-daerah air jadi permukiman," ujarnya.

Fakta lainnya di halaman selanjutnya.

Danny Ungkap Banjir Makassar Kali Ini Paling Parah

Danny Pomanto mengakui banjir kali ini menjadi yang terparah. Dia menyebut jumlah rumah yang terdampak semakin banyak.

"Banjir yang kedua kalinya dalam dua bulan ini tidak lazim. Inilah yang paling parah karena daerah-daerah yang tidak biasa mengungsi itu mengungsi," kata Danny kepada wartawan, Minggu (25/12).

Dia mengungkapkan salah satu patokannya ialah Masjid Muhajirin di Blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala. Menurutnya, masjid itu selama ini tidak pernah terdampak banjir.

"Sampai-sampai Masjid Muhajirin itu yang tadinya bisa diakses darat dari dulu, itu sudah terkepung dengan banjir," ucapnya.

Danny juga mengaku telah meminta para camat di Makassar untuk membuat forum bersama seluruh warga yang terdampak banjir. Camat diminta untuk menyerap aspirasi warga agar ada solusi untuk mengalirkan air yang tertutup sehingga memicu banjir.

"Perlu dukungan masyarakat dan dukungan semua pihak untuk meluruskan air ini yang mestinya jalan (mengalir), jadi terhambat," terangnya.

Warga Buka Jasa Perahu Berbayar

Banjir di Makassar ini turut dimanfaatkan warga setempat. Mereka membuka jasa perahu berbayar dengan mematok tarif Rp 20 ribu per orang.

Salah satunya dilakukan sejumlah warga di Jalan Nipa-Nipa sampai Jalan Manggala. Mereka mematok harga Rp 20 ribu per orang untuk mengantar penumpang ke daerah yang tidak terdampak banjir.

"Anu disewa, ada bosnya juga. Muat 7 orang kalau kayak kita (berat 45 kg)," kata Anto salah satu warga yang membuka jasa perahu berbayar kepada detikSulsel, Minggu (25/12).

Selain itu, warga juga membuka jasa pikul motor, tepatnya di Jalan Baruga 2, Kecamatan Manggala. Sejumlah orang dewasa memikul motor dengan menggunakan 2 bambu dengan kekuatan 4 orang untuk memikul.

Mereka memikul motor dari Jalan Baruga 2 sampai ujung banjir di Jalan Teratai. Mereka mematok tarif Rp 30 ribu per motor.

"Sangat membantu, kalau saya tidak pakai jasa ini biayanya lebih mahal," ujar Haruna, salah satu warga yang menggunakan jasa pikul motor.

Halaman 2 dari 3
(asm/sar)

Hide Ads