Sebanyak 1.924 hektare sawah di Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam banjir. Akibatnya, petani terancam gagal panen.
"Laporannya sampai siang tadi sudah sebanyak 1.924 hektare sawah terendam banjir. Rata-rata sawah yang terendam banjir yang sudah ditanami padi," kata Kepala Dinas Pertanian Soppeng Fajar kepada detikSulsel, Sabtu (24/12/2022).
Fajar menjelaskan, ada enam kecamatan di Soppeng yang persawahannya terdampak banjir. Wilayah itu yakni, Marioriawa, Marioriwawo, Ganra, Donri-donri, Lalabata, Liliriaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerugian akan semakin meluas jika hujan tak sedikit mereda. Petani bisa-bisa gagal panen," sebutnya.
Fajar menambahkan, daerah yang paling berdampak atas banjir ini yakni Kecamatan Ganra dan Kecamatan Donri-donri. Area persawahan tidak lagi terlihat karena tertutup banjir.
"Itu di Ganra 962,53 hektare lahan yang terendam banjir. Sedangkan Donri-donri 793 hektare. Dua lokasi itu paling terdampak," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, banjir merendam sembilan desa pada 3 kecamatan di Kabupaten Soppeng. BPBD Soppeng menerjunkan sejumlah petugas ke lokasi.
"Ada 3 kecamatan yang saat ini dilanda banjir. Banjir ini disebabkan karena curah hujan tinggi yang terjadi sejak malam tadi," kata Kepala Pelaksana BPBD Soppeng Syahrani kepada detikSulsel, Sabtu (24/12).
Banjir di Kabupaten Soppeng melanda sejak Jumat (23/12) kemarin sekitar pukul 08.00 Wita. Wilayah yang terdampak banjir Desa Ganra dan Desa Belo, Kecamatan Ganra.
Kemudian Desa Donri-donri, Desa Tottong, Desa Kessing, Desa Leworeng, Kecamatan Donri-donri. Selanjutnya, Kelurahan Kaca, Limpomajang, dan Kelurahan Attang Salo, Kecamatan Marioriawa.
Syahrani mengatakan, curah hujan tinggi dalam sehari juga menyebabkan banjir di Jalan protokol provinsi, yakni poros Soppeng-Sidrap.
"Sudah ditutup (jalan poros Soppeng-Sidrap). Sementara camat mencari jalan alternatif untuk arah ke Sidrap," sebutnya.
(sar/sar)