Warga Desa Miallo, Kecamatan Mappak, Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai kekurangan pasokan air bersih. Keluhan itu dirasakan akibat bencana longsor dan banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut.
Warga Mappak bernama Mangose mengaku kebutuhan akan air sangat mendesak. Namun masyarakat tidak bisa berbuat banyak lantaran wilayahnya terisolir.
"Kemarin dari Dinas Sosial menyalurkan bantuan hanya sampai di perbatasan warga yang jemput. Timbul juga masalah kekurangan air bersih dan listrik," ujar Mangose saat dikonfirmasi detikSulsel, Sabtu (17/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mangose menambahkan distribusi bantuan kepada warga terdampak juga melambat karena terkendala akses. Pasalnya jalan utama menuju Desa Miallo masih terputus usai bencana longsor dan banjir menerjang wilayah itu, Selasa (13/12) lalu.
"Material longsor belum dibersihkan jadi akses masih tertutup," paparnya.
Menurutnya, seharusnya pemerintah secepatnya mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor. Warga gerah dengan kondisi tersebut.
"Harusnya Pemda cepat mengerahkan alat berat untuk membuka akses dulu. Biar kondisinya tidak seperti ini," ucap Mangose.
Warga lainnya bernama Demianus juga mendesak pembukaan akses jalan menuju Desa Miallo. Stok pangan mulai menipis sementara distribusi bantuan terhambat.
"Sudah 3 hari ini sudah terisolasi. Warga di sini sudah kekurangan sembako. Sebenarnya lebih penting dulu ini buka akses dulu," ucap Demianus.
Demianus menambahkan, bencana longsor dan banjir bandang membuat Desa Miallo porak-poranda. Alat turbin air pembangkit listrik dan pipa saluran air mengalami kerusakan.
"Tidak ada listrik karena alat turbin pembangkit listrik tenaga air rusak saat banjir bandang. Kita juga kekurangan air bersih, pipa-pipa saluran rusak karena longsor," jelasnya.
Insiden longsor dan banjir bandang membuat sejumlah warga kehilangan tempat tinggal. Pasalnya dilaporkan ada 11 rumah rusak berat akibat bencana tersebut.
"11 rumah warga rusak berat karena longsor, 1 rumah hilang terbawa arus waktu banjir bandang," ungkap Demianus.
Saat ini ada 30 kepala keluarga (KK) di Desa Miallo yang terdampak bencana. Mereka kini tengah mengungsi di tempat aman.
"Kurang lebih 30 KK yang terdampak. Rumahnya rusak tertimpa longsor. Ada 2 warga luka-luka," sambungnya.
Longsor Susulan di Sejumlah Titik
Longsor susulan sempat terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Mappak, Tana Toraja. Insiden ini dipicu intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah itu sejak Jumat (16/12).
"Malam tadi karena hujan deras banyak lagi titik longsor. Sekarang bukan lagi satu Desa Miallo yang terisolir, tapi sudah satu Kecamatan Mappak terisolir," ungkap Demianus saat dihubungi, Sabtu (17/12).
Setidaknya ada sekitar 60 titik longsor yang berada di Kecamatan Mappak. Akses warga menjadi semakin sulit.
"Ada 60 titik longsor di Mappak. Sekarang kita betul-betul tidak bisa lewat. Motor bisa lewat tapi nanti digotong warga," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Warga Bertahan Mengungsi di Gereja
Sebagian besar warga Desa Miallo, Kecamatan Mappak, Tana Toraja memilih tetap mengungsi di gereja. Mereka khawatir akan ancaman longsor dan banjir susulan.
"Ada yang di rumah keluarga yang letaknya jauh dari tebing dan sungai, ada juga beberapa warga yang mengungsi di gereja," kata Kapolsek Simbuang Mappak Iptu Andarias yang dikonfirmasi terpisah.
![]() |
Menurut Andarias, rata-rata rumah warga berada di pinggiran tebing dan belantaran sungai. Kondisi itu membuat warga waswas di tengah curah hujan yang masih tinggi.
"Makanya sampai saat ini mereka masih waswas adanya bencana susulan, apalagi hujan terus baru durasinya lama. Sangat rawan," ungkapnya.
Andarias menambahkan, akses di Desa Miallo saat juga ini masih terisolir akibat banyaknya titik longsor. Warga membutuhkan pasokan sembako.
"Mereka terisolir dan membutuhkan pasokan sembako karena tidak bisa keluar desa," sebut Andarias.
Sementara Kepala BPBD Tana Toraja Christian Batara Sakkung mengatakan pihaknya bersama Dinas Sosial sudah bersiap menuju lokasi bencana di Kecamatan Mappak untuk menyalurkan sembako bagi warga yang terdampak.
"Kami dengan Dinsos sudah bersiap. Sembako, tenda pengungsian dan alat berat sudah bergerak menuju ke lokasi," tandasnya.
Untuk diketahui, longsor di Desa Miallo, Kecamatan Mappak pertama kali dilaporkan terjadi sekitar pukul 22.00 Wita, Selasa (13/12). Saat longsor terjadi, air sungai juga meluap sehingga mengakibatkan banjir bandang.