Kecelakaan maut bus pariwisata yang terjun ke jurang Gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur menyebabkan tujuh orang penumpang tewas dan 46 orang luka-luka. Nasib pilu dialami salah seorang korban, Muhajir yang sempat mencari-cari istrinya, Supini yang menjadi korban tewas.
"Saya duduk di belakang istri di depan. Saya keluar cari istri kemudian," ucap Muhajir kepada wartawan di RSUD dr Sayidiman Magetan, dilansir dari detikJatim, Minggu (4/12) malam.
Dia menceritakan, usai kecelakaan terjadi dia sempat kesusahan mencari istrinya. Tak lama berselang, dia kemudian bertemu sang anak yang mengabarkan bahwa Supini meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketemu anak saya bilang, 'ibu meninggal'," tutur Muhajir menirukan anaknya.
Dia mengatakan kunjungannya yang direncanakan ke Telaga Sarangan, Magetan merupakan yang pertama baginya. Saat itu dia berangkat bersama istri serta anak dan cucunya.
"Baru pertama kali ini ke Sarangan. Bersama rombongan ada istri, anak, dan cucu," tukasnya.
Diketahui kecelakaan maut itu terjadi di wilayah Mojosemi, Kecamatan Plaosan, Magetan pada Minggu (4/12). Bus itu mengangkut rombongan wisatawan yang hendak menuju Telaga Sarangan Magetan, rombongan berangkat dari Desa Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Jawa Tengah.
Dari Semarang, ada dua bus yang mengangkut rombongan. Salah satu minibus yang mengangkut 50 penumpang kemudian masuk jurang setelah kehilangan kendali akibat jalan menikung.
"Setibanya di lokasi, jalanan menikung, bus mendadak hilang kendali," jelas Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan saat dikonfirmasi detikJatim di RSUD dr Sayidiman, Magetan, Minggu (4/12) petang.
Bus yang kehilangan kendali lalu menabrak pembatas jalan dan masuk ke jurang sekitar 31 meter. Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 11.15 WIB, diduga bus mengalami rem blong.
"Diduga rem blong, tidak berfungsi," kata Ridwan.
Kendati demikian, polisi masih akan menyelidiki lebih lanjut kecelakaan itu. Rencananya, Ditlantas Polda Jatim akan menggelar olah TKP untuk memastikan penyebab kecelakaan.
(urw/hsr)