Sejumlah suporter PSM Makassar sempat bentrok dengan petugas Satpol PP saat menggeruduk Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Suslel) di Makassar. Plt Kasatpol PP Sulsel Andi Rijaya kemudian membela anggotanya dengan menyebut mereka menjalankan tugas pengamanan.
"Yah pasti namanya anggota pasti berusaha untuk mengamankan, karena ini aset dan kita satpol ini tugas pokok kita untuk mengamankan aset," ujar Andi Rijaya kepada wartawan, Senin (5/12/2022).
Andi Rijaya juga membantah kericuhan terjadi dimulai oleh Satpol PP. Dia menyebut situasi mulai tidak terkendali ketika para suporter masuk menerobos pintu gerbang depan Kantor Gubernur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak bisa dikatakan kita memulai kericuhan. Dia (supporter PSM) sudah masuk ke pilar (gerbang), langsung masuk ke pilar," katanya.
Dia juga menegaskan bahwa para suporter sebenarnya tidak dibenarkan untuk masuk ke dalam gerbang. Dia mengatakan aksi demonstrasi hanya boleh dilakukan di depan gerbang Kantor Gubernur Sulsel.
"Kalau sudah suasananya seperti itu tadi yang pasti kita mengamankan objek vital titik. Itu saja," tuturnya.
Apalagi menurutnya para suporter juga masuk menerobos ke dalam dengan merusak gerbang luar Kantor Gubernur. Selain merusak gerbang, Andi Rijaya juga menuturkan para suporter sempat melakukan perusakan di dalam lobi gedung utama.
"Di dalam (lobi gedung utama) ribut-ribut. Ada yang dipecahkan apa semua, itu yang kita amankan. Kita menjaga aset. Apalagi ini kantor Gubernur," jelasnya.
Andi Rijaya menambahkan atas kejadian tersebut beberapa anggotanya ikut terluka. Sehingga dia mempersilakan jika para suporter hendak membuat laporan terkait bentrokan itu.
"Iye ndak apa-apa ji (melapor), sama-sama ji. Anggota juga ada yang (luka)," tukasnya.
Diketahui, gabungan komunitas suporter PSM Makassar yang tergabung dalam Aliansi Peduli Mattoanging menggeruduk Kantor Gubernur Sulsel. Mereka menuntut kejelasan pembangunan Stadion Mattoanging.
"Aksi hari ini kami menuntut pembangunan Stadion Mattoanging. Karena sudah hampir 2 tahun teman-teman ini dijanji terus. Kita tidak tahu apa maunya pemerintah Sulsel," ungkap Jenderal Lapangan Aksi Aliansi Peduli Mattoanging Muhammad Al Fajri saat ditemui di lokasi.
Apalagi menurut Fajri, saat ini ada dua pendapat berbeda soal anggaran pembangunan Stadion Mattoanging di tahun 2023 antara Pemprov dan DPRD Sulsel. Fajri menyebut situasi itu menggambarkan tidak sinergi antara eksekutif dan legislatif.
"Info terbaru ada dualisme soal anggaran. Ketua DPRD Sulsel mengatakan Rp 200 miliar untuk pembangunan Mattoanging dan dibantahkan oleh Kadis Kominfo Sulsel bahwa anggaran cuma Rp 60 miliar," katanya.
(asm/nvl)