Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) berjanji pasokan air bersih PDAM akan segera normal pascabanjir parah menerjang. Proses untuk menormalkan pasokan air bersih itu ditargetkan paling lama dua hari ke depan.
"Memang kalau kita lihat arus (sungai karajae) yang ada inilah yang membuat permasalahan muncul dengan robohnya bukit. Dengan melihat pipa yang ada memang tidak berfungsi dengan baik," ungkap Wali Kota Parepare, Taufan Pawe kepada media, Kamis (24/11/2022).
Taufan mengaku pihaknya akan bekerja keras bersama PDAM agar dapat segera menormalkan kembali pasokan air kepada warga. Ditargetkan paling lama dua hari sudah selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap dan berkomitmen, paling lambat dua hari ke depan sudah bisa berfungsi dan kembali normal," janjinya.
Dia mengaku warga pada dasarnya tidak perlu terlalu khawatir sebab kondisi ketersediaan air bersih di Parepare sekarang ini tidak terlalu serius. Pemkot punya 17 sumur bor dan 5 reservoir yang bisa menyuplai.
"Tetap ada (suplai air ke rumah warga). Dengan sistem reservoir dengan sumber air yaitu sumber sumur dalam dengan geolistrik. Ada 17 kami punya sumber air," jelasnya.
Ia mengaku tidak berhenti turun untuk meninjau kebutuhan air bersih warga pascabanjir. Langkah penanganan dilakukan bahkan sudah jauh hari.
"Sampaikan ke masyarakat, dalam satu dua hari ini akan berfungsi secara normal. Kami sudah optimalkan untuk memulihkan keadaan," imbuhnya.
Kepala Bidang Evakuasi dan Penanggulangan Kebakaran Damkar Parepare, Syafruddin Sjam menambahkan, telah mengerahkan 6 armadanya untuk menyuplai air bersih. Itu dilakukan untuk meringankan beban warga yang terdampak banjir.
"Instruksi dari Bapak Wali Kota (Taufan Pawe) agar segera mungkin membantu warga yang terkena bencana, untuk meringankan beban masyarakat," ujarnya.
Selain itu ia menjelaskan, sekitar 353 laporan pengaduan masyarakat yang masuk melalui Sistem Informasi Layanan Peduli Pengaduan, Penanggulangan dan Penyelamatan (SILP4), yang ingin dibantu, selain dari penyemprotan, juga ada pengaduan air bersih.
"Pengaduan masyarakat yang masuk melalui layanan SILP4 untuk layanan air bersih, itu kami layani secara bertahap, karena hanya dua armada tangki digunakan," ujarnya.
Sebelumnya, warga di Parepare mengeluh kesulitan mendapatkan air bersih selama lima hari akibat banjir. Akibatnya warga terpaksa membeli galon hingga menadah air hujan.
"Ini saya sudah lima hari pascabanjir susah sekali dapat air bersih. Mandi juga susah sekali," ungkap warga Parepare, Eka saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (24/11).
Eka mengaku mengandalkan air hujan yang ditadah selama beberapa hari terakhir. Bantuan suplai air bersih dari pihak Damkar untuk warga dianggap tidak mampu mencukupi kebutuhan.
"Rebutan air warga, kita harap PDAM bisa segera melakukan perbaikan atau upaya agar warga bisa menikmati air bersih," jelasnya.
(ata/asm)