Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,1 mengguncang Probolinggo, Jawa Timur. Gempa dilaporkan mengakibatkan 3 rumah warga rusak karena mengalami keretakan.
Dilansir dari detikJatim, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Situbondo, Gatot Trikorawan mengaku pihaknya baru menerima informasi 3 rumah rusak terdampak gempa di Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar. Tim masih melakukan pendataan di lapangan.
"Tim dari BPBD saat ini masih terus melakukan pendataan dan asesmen," tandas Gatot Trikorawan, kepada wartawan, Kamis (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga rumah yang rusak parah masing-masing milik Nitro dan Raisya, warga Dusun Krajan RT 01/RW. 02 Desa Selobanteng, dan rumah milik Pak Jon, warga Dusun Beringin RT. 02/RW. 02 Desa Selobanteng, Banyuglugur, Situbondo.
Untuk diketahui, gempa bumi M 4,1 terjadi di Probolinggo sekitar pukul 17.45 WIB, Rabu (23/11). Pusat gempa darat itu berada di kedalaman 6 km.
Lokasi gempa ada di 7.81 LS, 113.59 BT atau 14 Kilometer timur laut Kabupaten Probolinggo. Getaran gempa yang berpusat di darat itu dirasakan warga di empat kecamatan.
"Beberapa warga di wilayah Kecamatan Kraksaan, Kecamatan Pakuniran, Kecamatan Besuk, Kecamatan Kotaanyar dan Kecamatan Paiton, merasakan guncangan gempa tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Probolinggo Rachmad Waluyo saat dikonfirmasi.
Pihaknya mengimbau agar warga tidak panik. Namun kata Rachmad, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan.
"Masyarakat tidak perlu panik. Namun, harus tetap waspada," jelasnya.
Warga Panik-Pilih Tidur di Halaman Rumah
Gempa magnitudo 4,1 membuat warga panik. Salah satu warga di Kecamatan Paiton, Siti Khodijah mengaku dirinya sempat rebahan saat gempa terjadi.
"Saya bangun terus lihat handuk yang ada di dalam kamar juga bergerak. Barulah saya menyadari kalau ada gempa," kata Khodijah.
Khodijah pun langsung beranjak keluar kamar bersama anaknya sambil berteriak ke ibunya. Dirinya juga melihat banyak warga yang sudah berada di luar rumah.
"Saya langsung keluar rumah karena takut. Di luar sudah banyak orang yang juga panik karena gempa," kata Khodijah.
Sementara warga Kecamatan Banyuglugur, Situbondo mengaku memilih tidur di teras atau halaman rumah. Mereka takut akan terjadi gempa susulan saat malam hari.
"Ya takut saja ada gempa susulan pas enak-enaknya tidur," tutur Heri, warga Banyuglugur.
Heri menuturkan mengajak anak istrinya untuk tidur di halaman. Meski sempat khawatir jika malam hari turun hujan.
"Para tetangga juga banyak yang tidur di luar. Sehingga kalau ada gempa lagi lebih gampang berlindungnya," tandas Heri.
(sar/asm)