5 Sekolah di Polman Penuh Lumpur gegara Banjir, Para Siswa Diliburkan

Sulawesi Barat

5 Sekolah di Polman Penuh Lumpur gegara Banjir, Para Siswa Diliburkan

Abdy Febriady - detikSulsel
Sabtu, 19 Nov 2022 15:15 WIB
Sekolah Terendam Air di Polewali Mandar, Sulawesi Barat
Foto: Abdy Febriady/detikcom
Polewali Mandar -

Proses belajar mengajar pada lima sekolah di Desa Sepabatu, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa dihentikan untuk sementara waktu. Seluruh ruangan di sekolah itu dipenuhi endapan lumpur yang terbawa banjir.

Lima sekolah yang terdampak bencana banjir pada Jumat (18/11) kemarin terdiri dari dua setingkat PAUD dan tiga lainnya setingkat SD.

Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (19/11/2022), endapan lumpur setebal lima centimeter itu tidak hanya menutupi permukaan lantai, tetapi juga meja dan kursi pada semua ruangan. Bahkan sejumlah peralatan elektronik termasuk buku pendukung proses pelajaran, ikut rusak akibat terendam lumpur yang terbawa banjir.

"Sepekan ini kita harus kerja bakti, muridnya juga kasihan karena harus membersihkan di rumah masing-masing," kata Kepala SDN 016 Tandung Herlina Rahim kepada wartawan, Sabtu (19/11/22).

Menurut Herlina, ketinggian banjir yang menerjang sekolahnya mencapai satu setengah meter. Banjir membawa lumpur yang kini mengendap pada seluruh ruangan dan menimbulkan kerusakan fasilitas sekolah.

"Semua ruangan terendam, air di luar ruangan semeter lebih, kalau di kelas sampai perut air, banyak kerusakan, semua basah, peralatan elektronik kita simpan di atas meja, tapi tumbang akhirnya jatuh juga, sebagian berkas penting, kita sudah antisipasi, kita amankan, tapi ada juga yang masih terendam,"tuturnya.

Diakui Herlina, proses pembersihan seluruh fasilitas belajar di sekolahnya dapat berlangsung lama. Keterbatasan alat hingga ketiadaan air bersih disebut menjadi penyebabnya.

"Kalau pakai tenaga manual mungkin agak lama proses pembersihan, butuh air yang banyak sementara sekarang tidak ada air karena listrik mati," terangnya.

Hal serupa diungkapkan Kepala Sekolah Paud RA Perwanida Sepabatu Hadijah. Dia mengatakan proses pembelajaran belum bisa dilangsungkan dalam sepekan ke depan, karena seluruh ruangan tidak dapat difungsikan akibat dipenuhi lumpur.

"Sepekan belum bisa aktif proses belajar, karena semua mobiler sekolah terendam," ujar Hadijah yang dikonfirmasi terpisah.

Hadijah memperkirakan jumlah kerugian yang dialami pihak sekolah akibat terjangan banjir ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

"Kerugian belum kita tahu secara pasti, estimasi mencapai puluhan juta rupiah," katanya.



Simak Video "Tradisi 'Mengkaveling' Saf Salat di Masjid Jelang Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]
(xez/xez)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT