Banjir merendam sejumlah titik di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Banjir Parepare ini disebut-sebut yang terparah dalam 4-5 tahun terakhir.
Banjir Parepare terjadi pada Jumat (18/11/2022). Banjir merendam jalan raya, permukiman, lokasi wisata, hingga sekolah.
Dirangkum detikSulsel, Sabtu (19/11/2022), berikut 6 fakta banjir Parepare:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bikin Pengendara Terjebak
Banjir Parepare pertama-tama merendam kawasan gerbang Kota Parepare. Sejumlah pengendara sepeda motor kemudian terjebak di lokasi.
Dalam video beredar, banjir dengan cepat menggenangi jalan raya di kawasan gerbang kota. Sementara sejumlah pengendara motor yang berada di jalan raya terlihat berpegangan pada pembatas jalan.
Ketinggian air di lokasi terlihat cukup tinggi. Pengendara di lokasi terlihat tak bisa melintas.
![]() |
2. Banjir Rendam Permukiman
Banjir di Parepare juga merendam sejumlah permukiman. Sejumlah petugas pun langsung diterjunkan untuk melakukan proses evakuasi.
Pantauan detikSulsel di salah satu titik banjir di Perumahan Citra Buana Mas, Kelurahan Lapadde, Kota Parepare, Jumat (18/11), ketinggian banjir telah mencapai leher orang dewasa. Para warga di lokasi ramai-ramai mengungsi.
Terlihat petugas BPBD Parepare, Basarnas Parepare dan sejumlah petugas SAR lainnya ikut membantu warga untuk dievakuasi. Sejumlah lansia juga terlihat ikut dievakuasi menggunakan mobil petugas kepolisian di lokasi.
"Ada perumahan yang terendam banjir sehingga kami terima informasi beberapa perumahan seperti Grand Sulawesi," kata Danpos Basarnas Parepare Dadang Tarkas kepada detikSulsel.
![]() |
3. Terjang Lokasi Wisata-95 Anak SD Terjebak
Banjir di Parepare juga merendam lokasi wisata Ladoma. Sebanyak 95 murid SD yang sedang berkemah di sana sempat terjebak.
"Sudah aman. Sudah dievakuasi mereka," ujar Danpos Basarnas Parepare Dadang Tarkas kepada detikSulsel, Jumat (18/11).
Para korban yang terjebak banjir itu merupakan anak-anak dari SD Bina Insan Kota Parepare. Beruntung mereka dapat dievakuasi dengan selamat.
"Mereka anak SD yang sementara berkemah di situ, setelah itu terjebak banjir" bebernya.
![]() |
Simak fakta-fakta selanjutnya di halaman berikutnya..
4. Banjir Kiriman
Petugas BPDB Parepare yang bertugas di lokasi banjir, Arifyana Makmur mengungkap banjir tersebut merupakan air kiriman yang terjadi karena ada sungai meluap di Sidenreng Rapparang (Sidrap).
"Ini selain hujan deras, juga ada banjir kiriman dari Sidrap. Itu di ujung perumahan di sini ada sungai. Saya tidak tahu spesifik nama sungainya tetapi itu yang meluap. Itu airnya dari Sidrap," kata Arifyana Makmur.
Namun Arifyana tak menampik sejumlah titik di Kota Parepare memang menjadi wilayah langganan banjir.
"Pengalaman saya memang selalu jadi langganan banjir di sini. Tapi kali ini yang lumayan parah hingga evakuasi banyak warga," katanya.
5. Titik-titik banjir Parepare
Arifyana mengatakan ada beberapa titik banjir yang sudah teridentifikasi. Antara lain di sebagian besar Kelurahan Lappade, Kecamatan Bacukiki.
"Ada sejumlah perumahan yang terendam. Misalnya BTN Savara, Citra Buana Mas. Ada juga di objek wisata Ladoma, Kelurahan Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki," katanya.
Lebih lanjut, Arifyana mengatakan banjir juga terjadi di SMA 5 Parepare, Kelurahan Bumi Harapan, Kecamatan Bacukiki Barat.
"Sebagian besar sudah kami evakuasi. Tetapi masih banyak juga yang dalam proses evakuasi. Tahun ini termasuk yang cukup parah. Banjir terjadi di banyak titik secara bersamaan," katanya.
Simak fakta-fakta selanjutnya di halaman berikutnya..
6. Banjir Terparah dalam 4-5 Tahun Terakhir
Wali Kota Parepare Taufan Pawe (TP) turut memantau sejumlah titik banjir. Dia mengakui banjir di Parepare ini termasuk yang paling parah dalam kurun waktu 4-5 tahun terakhir.
Taufan Pawe memantau banjir di Perumahan Citra Buana Emas, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Jumat (18/11/2022). Dia terlihat datang mengenakan jaket kuning dan celana berwarna hitam.
Taufan terlihat memantau sejumlah titik, termasuk proses evakuasi warga yang terdampak banjir. Menurut Taufan, banjir yang parah seperti ini hanya terjadi pada 4-5 tahun lalu.
"Saya merenung kejadian seperti ini sekitar 4-5 tahun yang lalu terjadi. Karena tolok ukur kalau air sungai melewati Sungai Jawi-jawi itu betul-betul meluap. Di Tonrangen River Side itu air jaga naik berarti air sudah di atas permukaan laut Salo Karajae," kata TP kepada wartawan di lokasi.
![]() |
Dia lalu mengatakan bahwa banjir parah seperti hari ini jarang terjadi. Kondisi ini membuat warga ikut geleng-geleng kepala.
"Saya juga sudah pantau jembatan kembar yang sudah kita bangun. Warga juga geleng-geleng kepala bahwa tidak pernah ada seperti ini (banjir besar)," katanya.