Pimpinan wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulselbar Bakhtiar AS turut angkat bicara terkait 500 ton beras yang hilang dari gudang Bulog di Kabupaten Pinrang. Berdasarkan pengakuan kepala gudang, Muh Idris, beras itu tidak hilang melainkan dipinjamkan.
"Bahasa yang disampaikan (Muh. Idris) seperti itu bahwa itu peminjaman ke pihak ketiga," ungkap Bakhtiar AS saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (17/11/2022).
Bakhtiar melanjutkan, Muh. Idris menyampaikan beras dipinjamkan ke salah satu mitra atau rekanan Bulog Pinrang CV. SMP. Namun informasi ini masih didalami lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari laporan yang kami terima disebutkan (mitra yang meminjam) yakni CV. SMP. Hanya disebutkan begitu," jelasnya.
Dia menyampaikan pihaknya juga masih terus mengumpulkan dokumen dan informasi terkait dengan cara membentuk tim di internal. Nantinya laporan akhir akan dilaporkan jumlah beras yang hilang dan kronologis hilangnya beras tersebut.
"Jadi hasil penyelidikan dari tim internal akan dilaporkan ke Kanwil kemudian dari Kanwil laporkan lagi ke pusat," bebernya.
Ia juga menegaskan telah mengambil sikap tegas dengan mencopot Kepala Gudang Lampa Pekkabata Pinrang Muh. Idris dan Pimpinan Cabang Pembantu Bulog Pinrang, Radytio W Putra Sikado. Keduanya yang bertanggungjawab atas kasus tersebut.
"Sebab memang prosedurnya begitu. Kalau ada indikasi pelanggaran, maka dibebastugaskan dulu," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 500 ton beras di Gudang Bulog Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) hilang. Polisi turun tangan mengusut kasus itu.
"Kami masih dalam tahap penyelidikan (terkait laporan 500 ton beras di Bulog Pinrang) yang hilang)," ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Muhalis kepada detikSulsel, Kamis (17/11).
Muhalis menjelaskan, pihaknya telah memanggil sejumlah saksi terkait hilangnya 500 ton beras di Gudang Bulog Pinrang. Termasuk pihak internal Bulog Pinrang dan juga rekanan yang diduga ikut terlibat dalam hilangnya beras tersebut.
"Sudah ada lima orang saksi kami periksa. Ada dari internal Bulog Pinrang dan juga rekanan," jelasnya.
Pihaknya mengaku masih menyelidiki bagaimana motif dan kronologis sehingga beras 500 ton hilang di gedung Bulog Pinrang. Dia pun enggan membocorkan hasil penyelidikan sementara yang didapatkan dari saksi-saksi.
"Kami perlu cari fakta dulu terkait kejadian ini. Apalagi ini kan masih tahap penyelidikan jadi kami masih mencari fakta-fakta dan juga unsur jika ada pidana di dalamnya," jelasnya.
(hmw/ata)