Warga di Takalar Kembali Blokade Jalan Imbas Polemik Pilkades

Warga di Takalar Kembali Blokade Jalan Imbas Polemik Pilkades

Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Selasa, 15 Nov 2022 14:37 WIB
Warga di Takalar blokade Jalan Trans Sulawesi gegara dukungannya tak lolos menjadi jadi salah satu calon di Pilkades.
Foto: Dok. Istimewa
Takalar -

Warga di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali memblokade jalan gara-gara polemik Pilkades Takalar 2022. Polisi setempat kini turun tangan ke lokasi.

Kasat Reskrim Polres Takalar Iptu Muh Agus Purwanto aksi warga memblokade jalan tersebut terjadi di Kelurahan Aeng Towa, Galesong Utara, Takalar, Selasa (15/11). Aksi tersebut lagi-lagi terkait protes pendukung bakal calon yang tidak lolos.

"Warga yang tutup jalan di Aeng Towa," ujar Iptu Agus kepada detikSulsel, Selasa (15/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku pihaknya saat ini sedang melakukan negosiasi dengan warga. Warga dibujuk agar tak perlu melakukan aksi blokade jalan saat melakukan aksi protes.

"Saya masih negosiasi dulu sama warga untuk buka jalan," katanya.

ADVERTISEMENT

Polemik Pilkades Takalar 2022

Seperti diketahui, proses pilkades di 3 Kecamatan di Kabupaten Takalar berpolemik. Banyak warga yang protes karena bakal calon dukungannya tak lulus untuk mengikuti kontestasi pilkades.

Aksi blokade jalan tersebut sudah empat hari dilakukan secara berturut-turut di sejumlah titik di Takalar sejak Sabtu (12/11). Warga juga gencar melakukan unjuk rasa ke kantor kecamatan dan kantor DPRD Takalar.

Salah satu bakal calon kepala desa dari Desa Kampung Beru, Kecamatan Galesong, Anwar Daeng Joa sebelumnya menjelaskan aksi protes warga tersebut terjadi karena adanya prosedur yang tidak sesuai. Ada sejumlah bakal calon yang tidak memenuhi syarat.

"Awalnya cuma empat (bakal calon) tapi (sekarang) jadi tujuh," ujar Anwar kepada detikSulsel, Senin (14/11).

Anwar mengatakan sebagian bakal calon tak memenuhi syarat karena pendatang. Masa domisilinya di Desa Kampung Beru tak sampai enam bulan.

"Padahal kita ketahui sendiri, bahwa minimal enam bulan domisili di desa tersebut. Tidak memenuhi syarat sama sekali, apalagi kita tidak kenal sama sekali ketiga orang tersebut yang mau bakal calon kepala desa ini," cetusnya.

Anwar menjelaskan, proses tahapan tes pilkades ketujuh bakal calon tetap dilanjutkan. Hasil pengumuman yang keluar membuat massa kecewa hingga berujung aksi.

"Nah hasil itu, dua calon yang tidak lolos termasuk kami, malah ketiga ini yang lolos," ungkapnya.

Anwar menegaskan pihaknya akan terus melakukan protes hingga pemerintah kecamatan memberi solusi. Dia bersama pendukungnya menuntut penundaan pilkades.

"Kalau dari kita mau batalkan pemilihan, kita mau batalkan pak. Yah seperti ditunda begitu, karena menurut kita ini tidak adil," tegasnya.




(hmw/asm)

Hide Ads