3 Anak Meninggal gegara Gagal Ginjal Akut, Dinkes Kalsel: Tidak Misterius

Kalimantan Selatan

3 Anak Meninggal gegara Gagal Ginjal Akut, Dinkes Kalsel: Tidak Misterius

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Minggu, 23 Okt 2022 14:49 WIB
Kepala Dinkes Kalsel Dr. Diauddi
Foto: dok.ist
Banjarbaru -

Tiga anak di Kalimantan Selatan (Kalsel) dilaporkan meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel mengatakan kasus tersebut bukan kasus gagal ginjal akut misterius.

"Gagal ginjal misterius ini masih belum ada (di Kalsel), memang sebelumnya ada 3 kasus kami laporkan ke Kemenkes, tapi dua kasus sudah di exclude," ujar Kepala Dinkes Kalsel Dr Diauddin saat dihubungi detikcom, Minggu (23/10/2022).

Diauddin menjelaskan pihaknya telah mendapatkan hasil dari dua kasus anak meninggal akibat gagal ginjal akut. Kasus tersebut telah terkonfirmasi merupakan penyakit bawaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk satu kasus yang di Kabupaten Hulu itu ternyata penyakit bawaan, sedang yang di Kabupaten Tanah Laut itu diakibatkan DBD (Demam Berdarah Dengue)," terangnya.

Sementara itu untuk satu kasus anak meninggal akibat gagal ginjal akut di Kabupaten Tanah Laut masih dalam penyelidikan terkait penyebabnya. Kasus ini masih menjadi perhatian serius Dinkes.

ADVERTISEMENT

"Nah yang satu itu belum dapat laporan. Yang dua jelas bukan, yang satu masih diselidiki," kata Diauddin.

"Makanya yang dicurigai sampai saat ini kan masih belum pasti soal (obat) sirup itu, seperti termorex, kan belum terbukti juga yang meninggal minum itu," imbuhnya

Selain itu, Dinkes Kalsel juga telah memberi arahan untuk penghentian obat cair atau sirup di setiap fasilitas nakes di seluruh kabupaten/kota sesuai perintah dari Kemenkes.

"Khususnya fasilitas kesehatan dan para dokter juga kita himbau untuk tidak meresepkan dulu (obat sirup) dan diganti dalam bentuk lain," ujarnya.

Melihat fenomena gagal ginjal akut akibat obat sirup ini, Dinkes Kalsel pun masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. Sebab permasalahan tersebut membuat penanganan rumah sakit terganggu.

"Disetopnya obat sirup ini juga kan banyak mengganggu, termasuk masyarakat jadi tidak nyaman, berobat sulit kalau anak-anak kan susah minum obat puyer. Kemudian produsen obat, apoteker sedikit dirugikan," pungkasnya.




(hsr/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads