Jabatan PM Liz Truss Hanya Seumur Jagung gegara Ekonomi Inggris Kian Memburuk

Berita Internasional

Jabatan PM Liz Truss Hanya Seumur Jagung gegara Ekonomi Inggris Kian Memburuk

Tim detikNews - detikSulsel
Jumat, 21 Okt 2022 06:07 WIB
Britains Prime Minister Liz Truss leaves after a service for the reception of Queen Elizabeth IIs coffin at Westminster Hall, in the Palace of Westminster in London on September 14, 2022, OLI SCARFF/Pool via REUTERS
Liz Truss mundur sebagai PM Inggris (Foto: OLI SCARFF/Pool via REUTERS)
Jakarta -

Liz Truss menyatakan mundur sebagai Perdana Menteri (PM) saat jabatannya masih seumur jagung. Saat mengumumkan pengunduran dirinya, masa jabatan Liz Truss sebagai PM Inggris terhitung baru 45 hari sejak dia terpilih.

Dilansir detikFinance yang mengutip CNBC, Kamis (20/2022), pengunduran diri Liz Truss ini diakibatkan krisis ekonomi yang yang saat ini tengah terjadi di Inggris. Krisi ekonomi yang terjadi di Inggris semakin parah lantaran gagalnya pemotongan pajak mengguncang pasar keuangan

Gagalnya kebijakan tersebut mengakibatkan perlawanan di internal partainya, Partai Konservatif bermunculan dan mendesak Liz Truss mundur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Truss terpilih menjadi PM Inggris menggantikan Boris Jonhson yang menjabat sebelumnya. Hanya berselang 45 hari, Truss memutuskan mengundurkan diri karena tidak bisa melaksanakan mandat yang diberikan Partai Konservatif.

Usai Liz Truss mundur, rencana proses pemilihan PM Inggris yang baru akan dilangsungkan dalam sepekan kedepan.

ADVERTISEMENT

"(Pemilihan) selesai dalam minggu depan," kata Truss seperti dilansir detikNews yang mengutip AFP, Kamis (20/10).

Terkait pengunduran dirinya ini, Truss juga sudah berbicara dengan Raja Charles II.

Liz Truss Pernah Jadi Menteri Luar Negeri Inggris

Sebelum menjabat menjadi PM Inggris, Liz Truss merupakan Mantan Menteri Luar Negeri Inggris. Dalam pemilihan tersebut, dia mengalahkan pesaingnya eks Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak

Dia berhasil mengalahkan pesaingnya itu dalam pemungutan suara para anggota parlemen Partai Konservatif (Tory). Total suara yang diperoleh saat itu sebanyak 81.326 suara, sedangkan Rishi Sunak 60.399 suara.

Profil Liz Truss

Dilansir dari detikNews yang mengutip BBC, Truss lahir di Oxford 47 tahun silam. Nama asli Truss adalah Mary Elizabeth.

Dia menikah dengan akuntan Hugh O'Leary, dan memiliki dua putri dari pernikahannya itu. Dia pernah mengenyam pendidikan di Roundhay School di Leeds, Universitas Oxford.

Liz Truss menyebut ayahnya, seorang profesor matematika. Sementara ibunya, seorang perawat, sebagai orang-orang berpaham 'kiri'.

Saat berusia 7 tahun, Truss pernah memerankan Margaret Thatcher dalam sandiwara pemilu di sekolahnya. Tidak seperti sang perdana menteri yang memenangkan suara mayoritas pada tahun 1983, dalam pemilihan tersebut dia kalah.

Truss masih mengenang mengenang momen itu bertahun-tahun kemudian.

"Saya menyabet kesempatan (untuk menjadi Thatcher) dan memberikan pidato dengan sungguh-sungguh saat kampanye, tapi berakhir dengan nol suara. Saya bahkan tidak memilih diri saya sendiri," kata Truss.

39 tahun berselang usai peristiwa itu, Liz Truss mendapat kesempatan dan benar-benar mengikuti jejak sang Iron Lady dengan menjadi pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri Inggris.

Saat Liz Truss masih kecil, ibunya pernah bergabung dalam pawai Campaign for Nuclear Disarmament. Organisasi tersebut menentang keras keputusan pemerintah Thatcher untuk memberi izin pemasangan hulu ledak nuklir AS di RAF Greenham Common, wilayah barat kota London.

Saat usianya 4 tahun, Truss bersama keluarganya pindah ke Paisley, tepat di sebelah barat Glasgow.

Dalam acara Profile di BBC Radio 4, adik laki-laki Truss mengatakan keluarganya senang bermain permainan papan, namun Truss muda sering kabur dan memilih tidak ikut bergabung daripada mengambil risiko tidak menang.

Kemudian, keluarga Truss pindah ke Leeds, di tempat ini Liz Truss bersekolah di sekolah menengah negeri di Roundhay. Liz Truss bercerita bahwa ia melihat "anak-anak yang gagal dan dikecewakan oleh ekspektasi yang rendah" selama bersekolah di sana.

Namun, beberapa mantan siswa seangkatan Truss di Roundhay membantah ceritanya tentang sekolah tersebut, termasuk jurnalis Guardian Martin Pengelly.

"Barangkali dia secara selektif menceritakan pengalamannya, dan dengan santai menjelek-jelekkan sekolah dan guru yang telah mendidiknya, sekedar untuk keuntungan politik," kata Pengelly dalam sebuah tulisannya.

Setelah menamatkan pendidikan menengah, Truss berhasil melanjutkan pendidikan di Universitas Oxford. Di Oxford dia belajar filsafat, politik, dan ekonomi serta aktif dalam politik mahasiswa, awalnya untuk Partai Demokrat Liberal.

Pada konferensi partai tahun 1994, ia berbicara mendukung penghapusan monarki. Dia berkata kepada para delegasi di Brighton bahwa dirinya tidak percaya jika ada orang-orang yang dilahirkan untuk memerintah.

"Kami Demokrat Liberal percaya pada kesempatan untuk semua. Kami tidak percaya ada orang yang dilahirkan untuk memerintah," katanya.




(urw/tau)

Hide Ads