Sudah 206 Anak di RI Kena Gagal Ginjal, Kemenkes Setop Sementara Obat Sirup

Tim detikHealth - detikSulsel
Rabu, 19 Okt 2022 16:28 WIB
Ilustrasi. (Getty Images/iStockphoto/spukkato)
Jakarta -

Sudah ada 206 anak yang dilaporkan mengalami gagal ginjal akut misterius berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga Selasa (18/10). Dari total tersebut 99 anak diantaranya meninggal dunia.

Dilansir dari detikHealth, Rabu (19/10/2022), juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan angka kematian tertinggi terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai RS rujukan nasional.

"Tingkat kematian 48 persen. Angka kematian khususnya di RSCM sebagai RS rujukan nasional ginjal mencapai 68 persen," terang Syahril dalam konferensi pers Rabu (19/10).


Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Kemenkes RI bersama pihak-pihak terkait, terdapat jejak senyawa berisiko yang menyebabkan gagal ginjal akut pada anak. Untuk itu sebagai langkah kehati-hatian Kemenkes menyetop sementara peredaran dan pemberian obat jenis sirup.

Kemenkes melarang penjualan maupun pemberian obat jenis sirup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Seluruh nakes juga diminta menghentikan sementara resep obat-obatan dalam bentuk sirup atau cair.

"Sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," imbau Kemenkes dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (19/10).

"Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah," demikian penegasan Kemenkes RI.

Ada Jejak Senyawa Berisiko

Kemenkes RI tengah menginvestigasi kematian akibat gagal ginjal akut misterius. Ada ditemukan jejak senyawa berisiko.

Namun, Kemenkes belum mempublikasikan hasil riset yang dilakukan tersebut. Rencananya hasil riset tentang penyebab ratusan anak alami gagal ginjal akut ini akan dipublikasikan pekan depan.

"Kami belum bisa publish karena masih dalam penelitian," ujar Syahril.

"Minggu depan hasil penelitian kita publish, kira-kira dugaan kita sebutkan tadi apa, apakah senyawa campuran obat bukan obatnya yang menyebabkan seperti Gambia atau penyebab lain yang menyebabkan gangguan ginjal akut," beber dr Syahril.

Syahril mengungkapkan, sejauh ini dari hasil penelusuran bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), IDAI, ahli farmakologi, hingga puslabfor, ditemukan suatu senyawa yang berisiko menyebabkan gagal ginjal akut pada obat yang dikonsumsi pasien.

"Dalam pemeriksaan dari sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, semntara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan aki (gagal ginjal akut) ini, saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti faktor risiko lainnya," sebut Syahril.

Sebagai langkah pencegahaan penambahan kasus Kemenkes RI menyetop sementara penjualan dan pemberian obat sirup atau cair. Aturan ini dikeluarkan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Sampai hasil penelusuran yang dilakukan Kemenkes dan BPOM RI tuntas," kata dia.

Simak selengkapnya di halaman berikut.



Simak Video "Video: BPOM Minta Tambahan Anggaran Rp 2,6 T, Tak Mau Kasus Gagal Ginjal Akut Terulang"


(alk/nvl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork