Terbatasnya Kuota Penerimaan TNI AD di Manokwari Berujung Casis Bikin Ricuh

Papua Barat

Terbatasnya Kuota Penerimaan TNI AD di Manokwari Berujung Casis Bikin Ricuh

Tim detikcom - detikSulsel
Rabu, 19 Okt 2022 08:15 WIB
Polisi membubarkan calon siswa (casis) Tamtama TNI AD yang membuat rusuh dengan memblokade jalan di Manokwari, Papua Barat.
Foto: Sejumlah casis Tamtama TNI AD blokade jalan usai gagal tes di Kodam Kasuari. (Dok.Ist)
Manokwari -

Sejumlah calon siswa (casis) Tamtama TNI AD bikin ricuh dengan memblokade jalan di Manokwari, Papua Barat, usai tidak lolos seleksi di Kodam XVIII/Kasuari. Mereka gagal diterima lantaran terbatasnya kuota penerimaan.

"Jumlah kuota tak sebanding dengan animo yang mendaftar," ungkap Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf. Batara Alex Bulo saat dihubungi detikcom, Selasa (18/10/2022).

Alex menjelaskan, kuota penerimaan dalam seleksi casis Tamtama TNI AD Kodam XVII/Kasuari hanya 20 orang khusus untuk warga Manokwari. Sementara jumlah pendaftar mencapai 338 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khusus Manokwari hanya ada 20 orang (kuota)," tuturnya.

Tingginya animo pendaftar ini membuat pihaknya melakukan seleksi ketat. Pendaftar di luar dari Kota Manokwari, langsung digugurkan.

ADVERTISEMENT

"Setelah kita teliti banyak dari mereka (pendaftar) bukan berasal dari kota tersebut (Manokwari), namun orang Papua," tambah Alex.

Di satu sisi, pihaknya juga mengapresiasi tingginya minat pemuda di daerah menjadi prajurit TNI. Namun seleksi casis Tamtama TNI AD dibatasi kuota penerimaan.

"Sebenarnya bapak Panglima senang, banyak anak-anak daerah yang ingin menjadi prajurit TNI, tapi kita juga dibatasi dengan kuota. Jadi adik-adik memang benar-benar berkompetisi sesama anak daerah," ujarnya.

Menurutnya, seleksi Casis Tamtama TNI AD di Kodam Kasuari sudah ada syaratnya, namun banyak di antara pendaftar tidak memenuhi kriteria. Misalnya, kata Alex, terkait batasan usia dan tinggi badan.

"Padahal kalau 1 cm kurangnya masih bisa kita toleransi. Disamping itu usia yang mendaftar banyak di usia 23-27 tahun, padahal syarat yang ditentukan 18-22 tahun," ucapnya.

Namun persoalan umur, lanjut Alex, tidak bisa ditoleransi. Hal ini sudah menjadi ketentuan yang diatur Mabesad TNI AD.

"Karena umur ini akan dipantau langsung oleh Mabesad TNI AD. Berbeda dengan tinggi masih bisa kita toleransi," tegasnya.

Pihaknya pun menyayangkan kegagalan dalam seleksi casis Tamtama TNI AD dilampiaskan dengan mengganggu ketertiban umum. Apalagi sampai memblokade jalan hingga menggelar aksi bakar ban.

"Ini kan yang tidak lolos adik-adik kita asli Papua, kekhususan itu sudah ada bagi mereka. Namun animo (pendaftar) yang tinggi harus ada yang diterima dan tidak diterima," tutur Alex.

Padahal Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema disebut terbuka untuk menerima aspirasi mereka. Namun Alex bersyukur aspirasi itu kemudian selanjutnya disampaikan ke Majelis Rakyat Papua Barat.

"Alangkah baiknya memang kita berdialog dengan seluruh stakeholder membahas hal ini. Karena prinsipnya kami senang kalau Kodam di penuhi adik-adik asli anak daerah," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Polisi Turun Tangan Lakukan Negosiasi

Untuk diketahui, sejumlah casis Tamtama TNI AD di Kota Manokwari, Papua Barat berbuat ricuh usai gagal seleksi di Kodam XVIII Kasuari. Mereka memblokade akses lalu lintas dengan palang kayu disertai aksi bakar ban di jalan raya.

Peristiwa itu terjadi pada tiga titik jalan di Kecamatan Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, sejak pukul 20.00 WIT, Senin (17/10/2022). Tiga titik itu, yakni di depan Pizza Hut Jalan Makalo, depan Hadi Mall Jalan Yos Sudarso Fanindi dan Jalan Sanggeng Kota Manokwari.

"Infonya yang bakar ban anak-anak calon siswa yang gagal tes," ungkap Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam kepada detikcom, Senin (17/10).

Kapolres Manokwari AKBP Parasian H Gultom Parasian mengatakan, pihaknya turun melakukan negosiasi di lapangan untuk meredam situasi. Namun upaya negosiasi diakui sempat berjalan alot lantaran aksi sejumlah casis itu disusupi warga.

"Sementara di (Jalan) Sanggeng itu sudah bergabung masyarakat. Hal itu membuat negosiasi sedikit alot," sebut Gultom.

Halaman 2 dari 2
(sar/sar)

Hide Ads