Sekuriti Perusahaan Umum Daerah Tirta Mangkutana (Perumda TM) Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) teriaki mahasiswa bodoh lantaran berunjuk rasa dan bakar ban. Sekuriti tersebut mencoba menghentikan aksi mahasiswa yang demo di depan kantornya.
Saat itu mahasiswa melakukan unjuk rasa di depan kantor Perumda TM pada Jumat (7/10/2022) sekitar pukul 14.00 Wita. Mereka mempertanyakan kinerja Perumda TM karena masyarakat kesulitan air bersih.
"Jangan bakar ban di sini orang lewat, masyarakat lewat. Bodo' (bodoh) sekali ko, apa? Mau ko apa?," ujar sekuriti tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahrul (23) yang merupakan koordinator aksi membenarkan bahwa oknum sekuriti Perumda TP melontarkan kata kasar. Sekuriti tersebut juga menendang ban yang ingin dibakar mahasiswa.
"Ketika salah satu teman kami mencoba membakar ban, tiba-tiba sekuriti Perumda TM keluar menendang ban kami beberapa kali hingga terhempas jauh," ujar Fahrul kepada detikSulsel, Senin (10/10).
Fahrul mengatakan sekuriti itu menendang ban karena aksi mahasiswa dinilai mengganggu ketertiban umum pengguna jalan. Namun aksi bakar ban tersebut tidak sampai menutup jalan.
"Katanya mengganggu jalan konsumen dan ketertiban umum, padahal di pinggir jalan ji bukan di tengah jalan (bakar ban)," tutur Fahrul.
"Sekuriti Perumda TM mendorong teman kami sampai beberapa kali, teman kami berkata 'ini sudah tugasnya kami sebagai mahasiswa penyambung lidah Masyarakat' langsung sekuriti Perumda TM itu meneriaki kami dengan sebutan 'mahasiswa baga (bodoh)'," cetusnya.
Fahrul menuturkan awalnya mereka melakukan aksi di Kantor DPRD Palopo, namun tidak ditemui oleh pihak terkait. Kemudian mereka memutuskan kembali melakukan aksi di depan kantor Perumda TM.
"Kami sudah aksi pertama, namun Direktur Utama Perumda TM tak ingin menemui kami di gedung DPRD," tandasnya.
Sementara itu, Humas PAM TM Palopo Novi mengatakan pihaknya menutup pagar saat terjadi unjuk rasa di depan kantornya. Hal itu dilakukan agar mahasiswa tidak masuk mengganggu konsentrasi kerja pegawai.
"Jadi pada saat itu teman-teman mahasiswa sudah aksi kita sih tidak ada ji, cuma tutup pagar saja bukan bahwa kita menolak masuk nah, tapi artinya itu kan jam kerja terus memang teman-teman mahasiswa itu kan sesuai dengan etika ngapain juga mereka masuk," ucapnya saat dikonfirmasi terpisah detikSulsel.
Novi menambahkan bahwa umpatan sekuriti ke mahasiswa tersebut karena emosi. Apalagi mahasiswa ingin membakar ban dekat pintu masuk kantor Perumda TM.
"Masalahnya posisinya dia mau bakar itu dekat pintu masuk, dia (sekuriti) bilang mi 'jangan bakar ban, ini jalan masuk' tapi mereka tidak mau mengindahkan yah mungkin dalam keadaan itulah, beliau lagi emosi dia tendang itu ban ke pinggir jalan, marah ini mahasiswa baku adu mulut mi mau na ambil kembali itu ban," ungkapnya.
"Dia bilang mi, 'kau itu, kau bilang atas nama rakyat baru kau tidak pikir itu pelayanan untuk rakyat ini, Bodo' begitu," lanjutnya.
(hsr/sar)