Sekuriti PAM Palopo Teriaki Mahasiswa 'Bodoh' saat Didemo Susah Air Bersih

Sekuriti PAM Palopo Teriaki Mahasiswa 'Bodoh' saat Didemo Susah Air Bersih

Arzad - detikSulsel
Senin, 10 Okt 2022 14:31 WIB
Sekuriti PAM Palopo (pria baju kaos cokelat) mengumpat mahasiswa bodoh saat unjuk rasa layanan air bersih susah diakses.
Sekuriti PAM Palopo (pria baju kaos cokelat) mengumpat mahasiswa bodoh saat unjuk rasa layanan air bersih susah diakses. Foto: Dokumen Istimewa.
Palopo -

Viral di media sosial sekuriti Perusahaan Umum Daerah Tirta Mangkutana (Perumda TM) Kota Palopo mengumpat mahasiswa bodoh yang sedang berunjuk rasa terkait kondisi masyarakat yang kesulitan air bersih. Umpatan itu menuai sorotan di media sosial.

Mahasiswa awalnya melakukan unjuk rasa di depan kantor Perumda TM, Jumat (7/10) sekira pukul 14.00 Wita. Mahasiswa yang berusaha melakukan aksi bakar ban memicu teguran dari sekuriti.

"Jangan bakar ban di sini orang lewat, masyarakat lewat. Bodo' (bodoh) sekali ko, apa? Mau ko apa?," ujar sekuriti tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator aksi mahasiswa, Fahrul (23) turut membenarkan oknum sekuriti itu memang melontarkan kata kasar. Sekuriti dimaksud juga menendang ban milik mahasiswa.

"Ketika salah satu teman kami mencoba membakar ban, tiba-tiba sekuriti Perumda TM keluar menendang ban kami beberapa kali hingga terhempas jauh," ujar Fahrul kepada detikSulsel, Senin (10/10/2022).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sekuriti itu menendang ban karena mengganggu akses jalan konsumen dan ketertiban umum pengguna jalan. Namun dia mengaku aksi bakar ban tersebut sebenarnya tak sampai memakan badan jalan.

"Katanya mengganggu jalan konsumen dan ketertiban umum, padahal di pinggir jalan ji bukan di tengah jalan (bakar ban)," tutur Fahrul.

"Sekuriti Perumda TM mendorong teman kami sampai beberapa kali, teman kami berkata 'ini sudah tugasnya kami sebagai mahasiswa penyambung lidah Masyarakat' langsung sekuriti Perumda TM itu meneriaki kami dengan sebutan 'mahasiswa baga (bodoh)'," cetusnya.

Fahrul berdalih telah melakukan aksi sebelumnya di Kantor DPRD Palopo, namun tidak ditemui oleh pihak terkait sehingga dirinya bersama pihaknya kembali melakukan aksi di depan kantor Perumda TM.

"Kami sudah aksi pertama, namun Direktur Utama Perumda TM tak ingin menemui kami di gedung DPRD," tandasnya.

Terpisah Humas PAM TM Palopo, Novi mengaku pihaknya menutup pagar saat terjadi unjuk rasa di depan kantornya. Hal itu dilakukan agar mahasiswa tidak masuk mengganggu konsentrasi kerja pegawai.

"Jadi pada saat itu teman-teman mahasiswa sudah aksi kita sih tidak ada ji, cuma tutup pagar saja bukan bahwa kita menolak masuk nah, tapi artinya itu kan jam kerja terus memang teman-teman mahasiswa itu kan sesuai dengan etika ngapain juga mereka masuk," ucapnya saat dikonfirmasi terpisah detikSulsel.

Ia mengaku khawatir tidak bisa menjamin kondusifitas ketika mahasiswa tersebut masuk. Ia juga mengaku pihak kepolisian sudah memperingatkan mahasiswa untuk tidak masuk dalam lokasi kantor Perumda TM.

"Masalahnya posisinya dia mau bakar itu dekat pintu masuk, dia (sekuriti) bilang mi 'jangan bakar ban, ini jalan masuk' tapi mereka tidak mau mengindahkan yah mungkin dalam keadaan itulah, beliau lagi emosi dia tendang itu ban ke pinggir jalan, marah ini mahasiswa baku adu mulut mi mau na ambil kembali itu ban," ungkapnya.

Tak sampai di situ saja, sekuriti yang kesal kepada massa aksi yang tidak mengindahkan hal tersebut kemudian melontarkan sebuah kalimat dan sebuah kata umpatan kepada salah seorang mahasiswa. Ia menyebutnya dengan kata "Bodo".

"Dia bilang mi, 'kau itu, kau bilang atas nama rakyat baru kau tidak pikir itu pelayanan untuk rakyat ini, Bodo' begitu," bebernya.




(hmw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads