Menko Polhukam, Mahfud Md, mengaku Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan bakal mengusut penyakit-penyakit PSSI buntut insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hasil penelusuran tersebut akan menghasilkan rekomendasi yang diserahkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tim ini akan menggali lebih jauh penyakit-penyakit PSSI, yang selama ini selalu terulang," kata Mahfud, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat (Jakpus), dilansir dari detikNews, Jumat (7/10/2022).
Mahfud menambahkan, hasil penelusurannya akan menjadi rekomendasi jangka panjang terkait PSSI. Rekomendasi itu juga berupa jangka pendek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti akan digali oleh tim ini untuk disampaikan sebagai rekomendasi yang lebih bersifat jangka panjang," sambungnya.
Mahfud yang menjadi ketua TGIPF ini menyebut, rekomendasi jangka panjang ini berkaitan dengan latar belakang, budaya, hingga regulasi PSSI. Namun ada sebagian tindak penanganan Polri yang juga akan dimasukkan dalam laporan tersebut nantinya.
"Yang jangka panjang yang menyangkut latar belakang, budaya, regulasi, dan sebagainya ini tim yang akan menyelesaikan (membuat laporan rekomendasi, disampaikan) kepada Presiden," jelas Mahfud.
Sementara, untuk rekomendasi jangka pendek, sudah dilakukan oleh Polri. Mahfud menyebut hal itu terkait dengan mengenai penetapan tersangka dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 131 orang itu.
"Yang jangka pendek sebenarnya sudah ada jawabannya, ya itu tadi, penetapan tersangka, pemecatan, kemudian perintah renovasi stadion di seluruh Indonesia kepada PUPR," kata Mahfud.
Mahfud menuturkan, TGIPF Tragedi Kanjuruhan nantinya juga akan berkomunikasi dengan FIFA terkait perubahan mendasar yang dilakukan terhadap PSSI.
"Iya dengan PSSI kita, nanti follow up-nya kalau terkait dengan restrukturisasi atau perubahan-perubahan mendasar pada PSSI ya kita dengan FIFA," ungkapnya.
Presiden Atensi Tembakan Gas Air Mata
Mahfud Md juga menegaskan jika Presiden Jokowi memberi perhatian terkait penembakan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan. Jokowi sebelumnya disorot dinilai tidak menyinggung tembakan gas air mata saat meninjau Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
"Ketika presiden melihat lapangan, lalu melihat 'Oh ini kuncinya, ini terlalu curam, pintunya dikunci', itu saja. Itu sebagai tambahan saja," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (7/10).
Menurutnya Presiden sudah lebih dulu menyoroti penembakan gas air mata dalam pidatonya sehari setelah kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
"Tapi substansi pandangan presiden itu sudah dipidatokan hari Minggu dan Senin, bahwa itu masalah gas air mata, masalah regulasi, kedisiplinan dan perintah mengambil tindakan itu kan perhatian presiden," sambungnya.
Mahfud mengatakan Jokowi melihat Tragedi Kanjuruhan secara menyeluruh. Permasalahan penggunaan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan merupakan salah satu alasan pembentukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
"Presiden justru bicara yang lebih komprehensif," ujarnya.
"Sebelum melihat bangunan itu, beliau sudah membentuk tim dan sudah bicara mengenai gas air mata, bicara tentang unprofessional kehendak dari polisi, sudah bicara tentang regulasi, tentang kultur PSSI, maka dibentuk TGIPF," jelas Mahfud.
Jokowi sebelumnya meninjau Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Rabu (5/10). Jokowi berkeliling melihat sejumlah lokasi di stadion hingga menyinggung soal pintu stadion yang terkunci saat Tragedi Kanjuruhan terjadi hingga berujung 131 orang tewas.
(sar/sar)