Sindiran Bonek ke PSSI Selalu Sanksi Suporter-Regulasi Tak Disosialisasikan

Berita Nasional

Sindiran Bonek ke PSSI Selalu Sanksi Suporter-Regulasi Tak Disosialisasikan

Tim detikJatim - detikSulsel
Rabu, 05 Okt 2022 08:15 WIB
Tragedi maut usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) menewaskan 125 orang. Mari bantu donasi di berbuatbaik.
Foto: berbuatbaik.id
Malang -

Koordinator Green Nord atau Bonek Tribun Utara Utara Husain Ghozali menilai PSSI sebagai pihak paling bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan. Selama ini PSSI hanya bisa memberikan sanksi kepada suporter, sementara regulasi tidak pernah disosialisasikan.

"Suporter diancam terus dihukum kalau nyalakan flare dan lain-lain denda Rp 50 juta, tapi pihak lain nggak dibegitukan," kata pria yang akrab disapa Cak Conk seperti dilansir dari detikJatim, Selasa (4/10/2022).

Cak Conk menjelaskan bahwa PSSI yang mengetahui regulasi tapi tidak memberikan sosialisasi dengan baik. Sehingga yang salah dalam Tragedi Kanjuruhan adalah PSSI bukan suporter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PSSI nomor 1 (paling bertanggung jawab), nggak bisa menyalahkan pihak mana pun (termasuk suporter), yang punya regulasi itu kenapa nggak disosialisasikan," katanya.

Menurutnya, PSSI tidak lagi melakukan edukasi atas aturannya apalagi memberi solusi sekali pun. Justru kelompok suporter yang dia anggap saling mengingatkan.

ADVERTISEMENT

"Yang ada, malah gerakan akar rumput dari kita sendiri, yang ada cuma kasih tahu 'Jangan gini, jangan gitu, nanti kena denda'," imbuhnya.

Cak Conk pun merasa ancaman sanksi FIFA bagi PSSI dan sepak bola Indonesia usai Tragedi Kanjuruhan adalah hal wajar. Tujuannya agar industri sepak bola tanah air terus berbenah.

"Nggak masalah kalau FIFA mau nge-banned Indonesia, kalau itu untuk perubahan sepak bola, nggak papa harus dilakukan," imbuhnya.

Namun demikian, Cak Conk mengakui suporter melakukan kesalahan karena menginvasi lapangan. Dia menilai sanksi perkara laga kandang tanpa penonton dianggap tidak solutif.

"Iya, kita (suporter) salah memang menginvasi lapangan. Bagi semua suporter ada aturannya, nggak boleh. Tapi, apa pernah mereka edukasi cara protes apa? nggak ada kan!" tegasnya.

Untuk diketahui, Tragedi Kanjuruhan terjadi saat Arema FC kalah atas tamunya Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10). Tidak terima dengan kekalahan tim kesayangan, suporter Aremania turun ke lapangan usai laga.

Tidak berselang lama, bentrokan antara suporter dan aparat kepolisian terjadi. Situasi yang semakin tidak kondusif membuat aparat menembakkan gas air mata hingga suporter yang berjubel di dalam stadion berdesakan mencari jalan keluar.




(hsr/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads