Keyakinan Aremania Ada Aktor yang Menggerakkan Kerusuhan di Kanjuruhan

Berita Nasional

Keyakinan Aremania Ada Aktor yang Menggerakkan Kerusuhan di Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikSulsel
Selasa, 04 Okt 2022 07:27 WIB
TOPSHOT - People walk amongst debris in the stands at Kanjuruhan stadium days after a deadly stampede following a football match in Malang, East Java on October 3, 2022. - Anger against police mounted in Indonesia on October 3 after at least 125 people were killed in one of the deadliest disasters in the history of football, when officers fired tear gas in a packed stadium, triggering a stampede. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (Photo by JUNI KRISWANTO/AFP via Getty Images)
Kondisi Stadion Kanjuruhan, Malang penuh sampah dan sepatu korban. Foto: AFP via Getty Images/JUNI KRISWANTO
Malang -

Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya menjadi atensi bagi Aremania. Mereka meyakini ada aktor yang menggerakkan hingga kerusuhan tersebut terjadi.

"Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kami betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur kami yang telah meninggal," kata salah satu perwakilan Aremania, Dersey saat aksi lilin keprihatinan di depan Stadion Gajayana dilansir dari detikJatim, Minggu (2/10/2022).

Olehnya itu, Aremania akan melayangkan gugatan kepada Panpel pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berujung Tragedi Kanjuruhan. Dersey mengaku telah berkonsultasi dengan penasehat hukum terkait langkah yang akan diambil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun itu namanya, Panpel atau siapa pun sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab," tegas Dersey.

Dersey menegaskan Aremania akan melayangkan gugatan terhadap Panpel berkaitan dengan insiden mematikan tersebut. Menurutnya pertandingan itu sepenuhnya ada di tangan panpel, sementara petugas keamanan hanya membantu mengamankan pertandingan.

ADVERTISEMENT

"(Menggugat) Panpel, karena yang bertanggung jawab adalah Panpel. Pada pertandingan itu perangkat keamanan itu hanya sekedar back up yang diminta oleh Panpel," ungkapnya.

Singgung Hanya Satu Pintu Stadion Terbuka

Selain itu, Dersey menilai Panpel seharusnya bertanggung jawab dari awal. Dia menyinggung terkait pintu stadion yang hanya satu dibuka.

"Panpel yang bertanggung jawab mulai izin, keamanan, pintu gerbang dibuka dan ditutup jam berapa sampai jam berapa. Ini kan kemarin pintu gerbang hanya satu, menurut informasi yang kami dapat, yang dibuka. Itu Panpel yang harus bertanggung jawab," ucap Dersey.

Pihaknya mengaku tidak akan mundur sampai ada pihak yang dinyatakan bertanggung jawab penuh atas Tragedi Kanjuruhan. Dersey meminta diberi tindakan seadil-adilnya hingga ada penetapan tersangka.

Selain itu, dia meminta pihak yang terlibat menyebabkan peristiwa itu juga dibuka secara terang benderang dan disampaikan kepada masyarakat.

Kaji Penggunaan Gas Air Mata

Drsey juga mengatakan sudah melakukan kajian terkait dugaan pelanggaran penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan. Pihaknya bersama penasihat hukum selanjutnya akan mencari langkah hukum yang tepat.

"Itu kami kaji bersama penasihat hukum. Karena jelas-jelas itu nyata, bahwa apa yang menjadi statuta FIFA setiap pertandingan di seluruh dunia tidak boleh menggunakan gas air mata," katanya.

"Kenapa itu terjadi di Kanjuruhan yang mengakibatkan terbunuhnya ratusan orang suporter Aremania? Maka itu juga bagian yang kami tuntut dan agar siapa pelaku atau yang memerintahkan terjadinya penembakan gas air mata harus diadili dan bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dari saudara-saudara kami," ungkap Dersey.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads