Aremania Bakal Gugat Panpel Arema Vs Persebaya Terkait Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan

Aremania Bakal Gugat Panpel Arema Vs Persebaya Terkait Tragedi Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikSulsel
Senin, 03 Okt 2022 10:58 WIB
Seorang pengendara motor melintas diantara puing batu yang dilemparkan suporter dalam  kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Polda Jatim mencatat data sementara korban jiwa dalam kejadian tersebut berjumlah 127 orang dan 13 kendaraan rusak.  ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/STR
Malang -

Aremania akan melayangkan gugatan kepada panpel pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berujung Tragedi Kanjuruhan. Mereka telah berkonsultasi dengan penasehat hukum terkait langkah yang akan diambil.

Dilansir dari detikJatim, suporter Arema mengatakan harus ada yang bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10). Ratusan suporter tewas dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut.

"Harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun itu namanya, Panpel atau siapa pun sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab," tegas salah satu perwakilan Aremania, Dersey saat aksi lilin keprihatinan di depan Stadion Gajayana, Minggu (2/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dersey menilai ada aktor yang menggerakkan kerusuhan tersebut. Aremania berharap hukum dapat ditegakkan secara adil.

"Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kami betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur kami yang telah meninggal," katanya.

ADVERTISEMENT

Dersey menegaskan bahwa dirinya bersama Aremania yang lainnya akan melayangkan guguatan terhadap Panpel berkaitan dengan insiden mematikan tersebut. Dia mengatakan bahwa pertandingan Arema FC vs Persebaya sepenuhnya ada di tangan panpel sementara petugas keamanan hanya membantu mengamankan pertandingan.

"(Menggugat) Panpel, karena yang bertanggung jawab adalah Panpel. Pada pertandingan itu perangkat keamanan itu hanya sekedar back up yang diminta oleh Panpel," ungkapnya.

Menurut Dersey panpel bertanggung jawab dari awal. Dia juga menyinggung soal pintu stadion yang hanya satu dibuka.

"Panpel yang bertanggung jawab mulai izin, keamanan, pintu gerbang dibuka dan ditutup jam berapa sampai jam berapa. Ini kan kemarin pintu gerbang hanya satu, menurut informasi yang kami dapat, yang dibuka. Itu Panpel yang harus bertanggung jawab," lanjut Dersey.

Dersey juga menjelaskan pihaknya tidak akan mundur sampai ada pihak yang dinyatakan bertanggung jawab penuh atas kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sampai mereka ditindak seadil-adilnya hingga ada penetapan tersangka. Dan siapa pun yang terlibat menyebabkan kejadian itu agar dibuka secara terang benderang dan disampaikan kepada masyarakat.

Soal adanya dugaan pelanggaran penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Dersey mengaku telah melakukan kajian bersama penasihat hukum untuk mencari langkah hukum yang tepat.

"Itu kami kaji bersama penasihat hukum. Karena jelas-jelas itu nyata, bahwa apa yang menjadi statuta FIFA setiap pertandingan di seluruh dunia tidak boleh menggunakan gas air mata," katanya.

"Kenapa itu terjadi di Kanjuruhan yang mengakibatkan terbunuhnya ratusan orang suporter Aremania? Maka itu juga bagian yang kami tuntut dan agar siapa pelaku atau yang memerintahkan terjadinya penembakan gas air mata harus diadili dan bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dari saudara-saudara kami," ungkap Dersey.




(hsr/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads