Kesultanan Buton memberi gelar adat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi Nusantara. Dewan Pakar Kerukunan Keluarga Indonesia Buton Dr Tasrifin Tahara menilai gelar ini diberikan kepada Jokowi karena dinilai adil terhadap semua suku di Indonesia.
"Saat ini Jokowi itu mampu memimpin di Indonesia, khususnya dalam konsep Nusantara secara adil, tidak membeda-bedakan satu sama lain sehingga semua suku-suku atau wilayah dalam nusantara merasa punya andil bagian dari NKRI," ujar Tasrifin kepada detikSulsel, Selasa (27/9/2022).
Tasrifin menjelaskan gelar La Ode merupakan penghargaan kepada pemimpin di dalam struktur masyarakat Buton. Sehingga dengan pemberian gelar La Ode kepada Jokowi merupakan sebuah penghargaan atas jasa-jasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan melekat La Ode itu, suatu penghargaan khusus kepada pemimpin-pemimpin atau yang punya andil atau jasa di negeri ini," lanjutnya.
Kemudian, karena menggunakan terminologi Nusantara dalam gelar tersebut, maka hal ini terlihat bagaimana ruang kultural yang diberikan Jokowi kepada masyarakat Buton. Tasrifin mencontohkan beberapa jasa Jokowi yang membuatnya menyandang gelar dari Kesultanan Buton.
Misalnya, pada tahun 2019 Sultan Buton ke 20 dan ke 23 yakni Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Selain itu, pada HUT ke-77 RI, Presiden Jokowi menghadiri upacara di Istana Negara menggunakan baju adat Buton, Dolomani.
"Itu sebagai simbolisasi pemerintahan yang merakyat, yang merepresentasikan masyarakat Buton terhadap posisinya dalam wilayah NKRI," kata Tasrifin.
Selain itu, Jokowi juga menjadi Presiden Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di pusat Kesultanan Buton. Bahkan, masyarakat Buton menganggap Jokowi sebagai masyarakat kehormatan dari Kesultanan Buton.
"Jokowi sudah menjadi warga kehormatan atas jasa-jasa terhadap masyarakat Buton dan Indonesia secara umum," pungkasnya.
(alk/nvl)