Kabupaten Buton adalah salah satu daerah kawasan tingkat II yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Ibu kotanya adalah Pasar Wajo.
Secara geografis Kabupaten Buton ini berbatasan dengan wilayah Kabupaten Buton Utara di bagian utara, laut Flores di bagian selatan, Kabupaten Bombana di bagian barat, dan Kabupaten Wakatobi di bagian timur.
Luas wilayah Kabupaten Buton saat ini adalah 2.488.71 km2 dan jumlah penduduknya pada tahun 2004 adalah sebanyak 265.724 jiwa. Sebelum adanya pemekaran wilayah, luas daerah Buton sebelumnya mencapai 6.463 km2 dan jumlah penduduk 533.931 jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas menjawab pertanyaan buton daerah mana? Serta seperti apa sejarah dan fakta menarik seputar Buton? Berikut penjelasannya dirangkum detikSulsel:
Sejarah dan Profil Kabupaten Buton
Kabupaten Buton adalah bagian dari wilayah kerajaan atau Kesultanan Buton. Kesultanan ini meliputi seluruh wilayah pulau Buton, sebagian wilayah pulau Muna, serta beberapa pulau-pulau kecil yang ada di sekitar pulau Sulawesi.
Ibu kota Kabupaten Buton saat itu terletak di Kota Baubau. Namun sejak tahun 2003, dilakukan pemindahan ibu kota dari Baubau ke Pasar Wajo berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 tahun 2003.
Saat ini, dengan adanya pemekaran wilayah oleh pemerintah Indonesia, maka kawasan tersebut selanjutnya terbagi menjadi beberapa kabupaten, yakni Kabupaten Buton, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Buton Tengah.
Kabupaten Buton, Kota Baubau dan, Kabupaten Buton Selatan terletak di Pulau Buton. Sedangkan Kabupaten Buton Tengah terletak di sebagian wilayah Pulau Muna dan pulau kecil Kabaena. Sementara Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Bombana memiliki pulau tersendiri yang masing-masing terletak di bagian tenggara dan barat daya.
5 Fakta Menarik Seputar Buton yang Wajib Diketahui
Meskipun wilayahnya cukup kecil, namun siapa sangka Buton memiliki sejumlah fakta-fakta menarik yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Berikut 5 fakta menarik seputar Suku Buton yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Penghasil Aspal Terbesar di Dunia
Buton dikenal sebagai salah satu penghasil aspal terbesar di seluruh dunia. Potensi aspal Buton sangat melimpah.
Dilansir dari laman Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, bahwa 80% cadangan aspal alam dunia terdapat di Pulau Buton. Stok aspal ini diperkirakan dapat menutupi kebutuhan aspal Indonesia selama beratus-ratus tahun ke depan.
Diperkirakan jumlah cadangan Asbuton (Aspal Buton) mencapai 600 juta ton. Dari sisi kualitas pun tidak diragukan lagi. Asosiasi Pengembang Asbuton Indonesia (ASPABI) menyatakan bahwa Asbuton memiliki keunggulan yang lebih baik daripada aspal minyak pada umumnya.
2. Masyarakat Bermata Biru Layaknya Orang Eropa
Umumnya masyarakat Indonesia memiliki rambut berwarna hitam, kulit cokelat, atau sawo matang dan bermata hitam. Namun tidak demikian dengan masyarakat Buton.
Diketahui sebagian kecil masyarakat Buton memiliki mata biru layaknya orang Eropa. Mata biru tersebut disebabkan oleh adanya kelainan genetik yang disebut dengan Waardenburg Syndrome.
Namun sebagian orang menganggap hal ini justru merupakan hasil perkawinan silang antara masyarakat suku Buton dengan bangsa Portugis pada zaman dulu.
3. Menggunakan Bahasa Cia-cia yang Mirip Bahasa Korea
Keunikan lain yang tak kalah menarik dari Suku Buton adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa dan aksara Cia-cia. Aksara ini sangat mirip dengan bahasa korea yang disebut Hanguel.
Melansir laman Kemendikbud, Bahasa Cia-cia adalah bahasa tutur yang digunakan oleh masyarakat Cia-cia, di pulau Buton. Jumlah penutur bahasa Cia-cia mencapai 93.000 jiwa.
Pada tahun 2009, Wali Kota Buton memutuskan untuk mengadaptasi aksara Korea (Hangeul) menjadi aksara resmi Bahasa Cia-cia.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan Bahasa Cia-cia ini. Disebutkan bahwa masyarakat Cia-cia tidak memiliki aksara atau budaya tulis.
4. Memiliki Benteng Terluas di Dunia
Siapa sangka ternyata benteng terluas di dunia ada di Indonesia. Benteng tersebut adalah Benteng Keraton Buton, di Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara.
Melansir dari laman indonesia.go.id, luas benteng ini mencapai 23.375 hektare (ha) dengan panjang keliling tembok mencapai 2.740 meter. Karena luasnya ini, Benteng Keraton Buton dinobatkan sebagai bangunan pertahanan terluas di dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) bersama dengan Guinnes Book of World Record, pada September 2006.
Benteng ini terletak di Bukit Wolio yang posisinya 100 meter di atas permukaan laut. Hal ini membuat benteng ini sebagai benteng pertahanan terbaik pada zamannya.
Dari tepi benteng, masyarakat bisa melihat bentangan pemandangan menakjubkan Kota Baubau yang indah. Di bagian dalam benteng juga terdapat sisa-sisa peninggalam sejarah kesultanan Buton.
5. Wilayah yang Tidak Pernah Dijajah
Fakta Menarik tentang Buton selanjutnya adalah bahwa wilayah kerajaan ini tidak pernah dijajah oleh bangsa manapun. Termasuk ketika Belanda dan Portugis datang ke Indonesia. Saat itu mereka melakukan ekspansi ke Maluku untuk menguasai rempah-rempah.
Adapun wilayah Buton saat itu dianggap wilayah yang sangat strategis. Namun karena kuatnya pengaruh dan kekuasaan Kesultanan Buton saat ini, maka bangsa penjajah pun tidak berani untuk melakukan penjajahan.
Agar Belanda bisa menggunakan pelabuhan yang ada di Buton, mereka kemudian menjalin kerja sama yang baik dengan Kesultanan Buton.
Simak Video 'Jokowi Dapat Gelar Adat dari Kesultanan Buton, Ini Artinya':