Cerita Siswa SMK di Bone Naik Traktor ke Sekolah gegara Pertalite Mahal

Cerita Siswa SMK di Bone Naik Traktor ke Sekolah gegara Pertalite Mahal

Agung Pramono - detikSulsel
Minggu, 25 Sep 2022 15:52 WIB
Siswa SMK di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang ke sekolah menggunakan traktor
Foto: dok.ist
Bone -

Sejumlah siswa SMK di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) memilih menggunakan traktor yang berbahan bakar solar sebagai kendaraan menuju ke sekolah. Alat yang biasa digunakan membajak di sawah ini digunakan para siswa tersebut lantaran Pertalite dinilai lebih mahal ketimbang solar.

Aksi para siswa SMK mengendarai traktor ke sekolah terekam dalam video berdurasi 19 detik. Video tersebut kemudian viral setelah diunggah ke media sosial.

"Lebih memilih naik traktor ke sekolah karena katanya solar agak murah dibanding pertalite," tulis unggahan viral tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikSulsel, salah satu siswa dalam video tersebut diketahui bernama Andi Asrul Shandi (16). Saat dikonfirmasi, Andi Asrul membenarkan video tersebut. Dia mengendarai traktor dari rumahnya di Dusun Tompong Patu, Desa Tompong Patu, Kecamatan Kahu menuju sekolah yang berada di Kecamatan Libureng, Bone.

"Jaraknya sekitar 10 km. Ini terbilang hemat (naik traktor) dibanding naik motor. Apalagi lebih murah solar dibanding pertalite," katanya kepada detikSulsel, Minggu (25/9/2022).

ADVERTISEMENT

Andi Asrul mengaku tidak malu menggunakan traktor ke sekolah. Apalagi dia tidak sendiri, karena beberapa temannya ikut bersamanya.

"Tidak perlu malu. Itu juga diparkir di sekolah. Karena kalau naik traktor cukup 1 liter PP. Pertalite juga selain mahal boros-ki," sebutnya.

Andi Asrul mengaku baru sekali menggunakan traktor tersebut ke sekolah. Dia menambahkan akan menggunakan traktor tersebut ke sekolah jika tidak digunakan ayahnya.

"Baru juga kemarin kami coba naik traktor. Kalau itu (traktor) tidak dipakai sama bapak pasti saya pakai ke sekolah," katanya.

Asrul menambahkan traktor itu muat 7 orang. Dia dan teman-temanya berangkat ke sekolah pukul 06.30 Wita, Guru yang melihat mereka hanya tersenyum.

"Berangkat jam 06.30 Wita. Guru juga tidak larang, malah senyum-senyum ji," tuturnya.




(hsr/tau)

Hide Ads