Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Sungguh pilu nasib AS, suami ibu rumah tangga (IRT) berinisial B (37) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang tega membunuh dua anaknya lalu tewas tergantung. Dia rupanya sempat dipaksa sang istri untuk keluar rumah sebelum kejadian nahas itu.
Awalnya AS diminta oleh sang istri keluar rumah untuk menagih utang ke seseorang, Senin (19/9). Namun AS mengaku awalnya tidak menuruti perintah istrinya itu karena dia pergi memberi makan bebek peliharaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar pukul 8.00 Wita itu saya masih sempat beri makan bebek," tutur AS kepada detikSulsel, Selasa (20/9/2022).
Tetapi istrinya terus mendesak agar dirinya segera pergi menagih utang ke seseorang. AS akhirnya memenuhi permintaan istrinya.
AS mengatakan saat itu dirinya tidak merasa curiga dengan perintah istrinya.
"Dia suruh saya pergi cepat (mendesak) pergi dari rumah (untuk menagih piutang). Sekitar pukul 9.00 Wita kurang lebih," paparnya.
Setelah menagih utang, AS langsung pulang ke rumahnya. Saat tiba di rumah ia mendapati pintu rumah dalam kondisi terkunci.
"Sekitar pukul 11.00 Wita saya tiba di rumah dan kondisi terkunci dari dalam," jelasnya.
AS pun memanggil-manggil kedua anak beserta istrinya agar membukakan pintu. Namun berulang kali ia memanggil, tidak ada yang membalas panggilannya.
"Saya panggil anak saya dan mamanya (B) tidak ada yang balas," paparnya.
AS terus bolak-balik dari pintu depan ke pintu belakang rumah. Panik karena tidak ada yang membalas panggilannya, AS akhirnya mendobrak pintu rumah supaya bisa masuk ke dalam.
Setelah pintu terbuka, AS mendapati istri dan anak-anaknya dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
"Dan saya temukan jasad kedua anak beserta istri saya di situ," ungkap AS.
Hubungan Rumah Tangga Harmonis
AS tidak menyangka istrinya akan tega melakukan kekejian itu karena hubungan mereka selama ini baik-baik saja. Bahkan ia mengaku hubungan dengan istrinya sangat mesra dan harmonis.
"Tidak ada masalah (dengan istri). Kami sangat mesra dan harmonis," ungkap AS, Selasa (20/9).
Tidak ada firasat apapun yang dirasakan AS sebelum kejadian. Ia bahkan tidak menaruh curiga kepada sang istri sebelum melakukan tindakan tragis itu.
Meski demikian AS mengakui belakangan ini sang istri memang sempat terlihat bingung dengan kondisi ekonomi mereka. Apalagi rumah mereka menjadi agunan pinjaman di bank terancam ditarik karena tak kunjung bisa dilunasi.
"Ada juga dia bilang malu kalau itu rumah ditarik (rumah jadi agunan di bank) sebab ternak itik tidak begitu menguntungkan belakangan ini," paparnya.
Sampai saat ini, AS mengaku masih tidak percaya istrinya tewas tergantung usai membunuh anaknya dengan memberi minum racun. Dia mengaku sangat sayang kepada anak istrinya.
"Semua anak dekat ke saya. Termasuk dua anak itu (yang tewas minum racun) dekat ke saya. Saya sangat memanjakan anak," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut...
Suami Sesalkan Putranya Dianggap Beban
AS menyesalkan pun menyayangkan keputusan istrinya yang menganggap kedua putranya merupakan beban. Menurut AS, semua anak-anaknya sangat dekat dengannya termasuk yang tewas diracun oleh istrinya.
"Salah itu (kalau menganggap anak jadi beban). Semua anak dekat ke saya, termasuk dua anak saya itu (yang dibunuh ibunya)," paparnya.
Tidak hanya dekat AS mengaku sangat memanjakan semua anaknya termasuk 2 putranya yang meninggal dibunuh istrinya sendiri. AS mengatakan dirinya sudah berusaha menjadi sosok ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya.
"Saya itu manjakan sekali anak, bahkan bisa dibilang anak-anak dekat sekali ke saya," paparnya.
Namun, AS mengakui dua anaknya yang masih kecil tersebut memang sering sakit-sakitan. Namun, dia menganggap sakit tersebut tidak serius.
"Memang batuk-batuk dan panas badannya," ujarnya.
Bahkan sebelum kejadian, dia sempat menyampaikan ke istrinya untuk mengganti obat yang diberikan ke anaknya lalu mengantar istrinya membeli obat. Setelah meminum obat yang baru anaknya sembuh.
"Saya (sebelum kejadian) pergi belikan obat bersama istri dan alhamdulillah sembuh," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut...
Wasiat Tagih Piutang
Sebelum melakukan tindakan nekad tersebut, B meninggalkan pesan suara dan catatan utang piutang untuk suaminya AS. Diakui AS catatan utang piutang tersebut merupakan wasiat istrinya untuk ia tagih setelah meninggal.
"Itu buku catatan, dia tinggalkan ke saya, ada utang orang lain (piutang) ke dia (B). Dia minta untuk saya tagih," ujar AS.
AS mengatakan semasa hidup pernah mengatakan meminjamkan uang ke beberapa orang. Di catatan tersebut juga sudah tertulis nama-nama orang yang berutang ke mendiang istrinya untuk nantinya dia tagih.
"Di buku catatan itu dia jelaskan harus ke sini dan ini. Dijelaskan di situ semua," ucapnya.
Selain piutang, AS menyebut di buku catatan yang ditinggalkan istrinya tersebut juga ada nama yang disebut bernama Amir. Nama tersebut juga disampaikan melalui kiriman pesan suara yang belakangan baru ia sempat dengar.
"Maksudnya dia (B) bilang malu kalau rumah jatuh tempo dan dilelang itu rumah. Jadi minta (pinjam) uang (ke Amir) itu uang pribadi Amir yang diminta," terangnya.
AS masih tidak menyangka istrinya mengakhiri hidup secara tragis. Sebab selama ini ia kerap memberikan nasihat dan menghibur sang istri.
"Biasa dia pijit kepala dia bilang pusing pikir ini itu, kalau begitu biasa saya ajak cerita dan ajak keluar agar bisa melupakan masalah," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, IRT inisial B (37) di Pinrang ditemukan tewas tergantung. Penemuan mayat B tersebut terjadi di Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Pinrang. B bahkan sempat meninggalkan pesan lewat rekaman suara kepada suaminya.