Danny Tegaskan Pegawai Pemkot Bisa Naik Bus hingga Pete-pete saat Ojol Day

Danny Tegaskan Pegawai Pemkot Bisa Naik Bus hingga Pete-pete saat Ojol Day

Nurul Istiqamah - detikSulsel
Selasa, 20 Sep 2022 17:13 WIB
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Danny Pomanto
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto. Foto: Istimewa
Makassar -

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menanggapi kritik soal penerapan hari ojol atau ojol day mendiskriminasi angkutan umum. Danny menegaskan tidak ada larangan bagi pegawai Pemkot Makassar untuk menggunakan angkutan umum saat ojol day berlaku.

Kritik penerapan ojol day itu sebelumnya disampaikan Organisasi Angkutan Darat (Organda) hingga Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). Kebijakan ojol day dianggap mendiskriminasi angkutan umum lainnya di Makassar.

"Banyak kesalahpahaman. Jadi ini memang sudah campur-campur ini informasi. Kita ndak pernah bilang yang naik pete-pete yang naik ojol, tidak ada. Yang naik kendaraan pribadi yang kita maksud," ujar Danny kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danny menerangkan surat edaran ojol day bukan melarang pegawai menggunakan BRT Trans Mamminasata ataupun pete-pete. Namun, yang dimaksud, ojol dianggap sebagai salah satu angkutan alternatif yang bisa mengantar sampai pintu kantor Pemkot Makassar.

Menurut Danny, bagi pegawai yang berdomisili jauh dari kantor tidak masalah menggunakan angkutan umum yang kemudian dilanjutkan dengan ojol. Hal itu disebut sebagai upaya menghindari penggunaan ongkos perjalanan yang besar.

ADVERTISEMENT

"BRT itu tetap berguna, BRT tetap kita dukung. Jadi peran pete-pete yang antar kita terdekat, baru kita naik ojol, kira-kita begitu. (Seperti) tinggal di Sudiang, tinggal di Gowa. Sayangnya pete-pete tidak ada jurusan balai kota, seandainya ada insyaallah saya akan pakai juga pete-pete," jelas Danny.

Danny juga menambahkan surat edaran hanya dikeluarkan untuk ojol day sebab imbauan menggunakan angkutan massal baru diterapkan kepada pegawai saja. Sementara untuk penerapan kewajiban angkutan umum dianggap masih sulit karena mempertimbangkan kapasitas angkutan umum dan jumlah masyarakat se-Kota Makassar.

"Karena ini kan 22.800 (pegawai) saja. Terus kalau kita imbau seluruh pabrik, kantor se-Kota Makassar kita imbau ojol day atau bentor day, pete-pete day, saya kira itu tidak cukup, bayangkan kalau satu kota," terangnya.

Kendati demikian, Danny menyebut akan memikirkan lebih lanjut bagaimana perencanaan dalam menerapkan satu hari khusus untuk setiap jenis angkutan. Hal itu akan dilakukan setelah Pemkot Makassar mengevaluasi penerapan ojol day.

"Paling tidak akan kita pikirkan semua komunitas (angkutan umum). Ojol ini kan gampang kita komunikasi karena ada sistemnya termonitor dengan baik," tuturnya.

Danny pun mengaku terbuka dengan berbagai saran. Sehingga dirinya tidak mempermasalahkan tuduhan diskriminasi angkutan umum tersebut. Danny mengaku akan mengevaluasi program ojol day tersebut setiap pekan.

"Cuma kalau kita tidak mulai bagaimana kita mau dapat masukan, jadi (masukan itu) kita sempurnakan. Tiap minggu akan kita evaluasi," imbuhnya.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo berharap program ojol day dapat menjadi edukasi awal kepada masyarakat. Salah satunya dimulai dari ojol, kemudian bisa dikembangkan ke bus maupun pete-pete.

"Jangan dilihat bahwa ini hanya ojol aja. Tapi kan yang dilihat bahwa mengedukasi masyarakat untuk bisa menggunakan transportasi massal. Pak Wali memulai dari ojol, kan begitu. Mulainya dari ojol," ujarnya kepada detikSulsel, Selasa (20/9).

Selain itu, Rudianto Lallo juga meminta agar Pemkot Makassar bisa mulai mendorong penggunaan angkutan umum agar lebih masif. Sebab hingga saat ini masyarakat yang tertarik menggunakan angkutan umum masih terhitung minum.

"Kita lihat ke depannya mudah-mudahan ojol day itu bagus dan itu tadi diarahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi massal. Bus hari ini yang berjalan kan kadang-kadang kosong kan. Pikirkan bagaimana masyarakat mau menggunakan itu," pungkasnya.




(asm/nvl)

Hide Ads