Profil Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang Wafat di Malaysia

Berita Nasional

Profil Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang Wafat di Malaysia

Tim detikNews - detikSulsel
Minggu, 18 Sep 2022 14:41 WIB
Azyumardi Azra
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia setelah sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit di Selangor, Malaysia. Berikut profil Azyumardi Azra yang dikenal luas sebagai cendekiawan muslim.

Diketahui kabar Azyumardi meninggal dunia ini telah dibenarkan oleh Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Dewan Pers, Ninik Rahayu. Dia mengatakan saat ini pihak kedutaan tengah mengurus jenazah Azyumardi Azra.

"Benar. Saya konfirmasi ke istri beliau yang berada di sana. Sekarang jenazahnya sedang diurus kedutaan," kata Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Dewan Pers, Ninik Rahayu seperti dikutip dari detikNews, Minggu (18/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Azyumardi Azra dinyatakan positif COVID-19 dan dilakukan perawatan secara intensif. Hal ini dibenarkan oleh Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar.

Profil Azyumardi Azra

Dilansir dari Dewan Pers, Azyumardi Azra terpilih sebagai anggota Dewan Pers 2022-2025 dari unsur tokoh masyarakat. Ia kemudian didapuk menjadi Ketua Dewan Pers pada periode ini.

ADVERTISEMENT

Pria yang lebih akrab dipanggil Prof Azra ini mengawali karier pendidikan tingginya di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982. Setelah memperoleh beasiswa Fullbright, Prof Azra meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988.

Ia juga mendapatkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989. Kemudian pada 1992, ia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian 'Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries".

Prof Azra kemudian Kembali ke Jakarta. Pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Sebelumnya, ia pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979-1985).

Lalu pada tahun 1994-1995, Prof Azra mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.

Pakar demokrasi dan Islam ini juga pernah menjadi professor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia, pada tahun 1997. Prof Azra juga merupakan anggota Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997 dan 1999.

Prof Azra pernah menjabat sebagai Rektor UIN Syartif Hidayatullah sejak tahun 1998 hingga akhir 2006. Ia juga sebagai Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta sejak 1992 hingga sekarang.

Sejak Desember 2006, ia menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Prof Azra merupakan salah satu Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta,.

Prof Azra merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004- 2009). Ia juga masih menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.




(alk/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads