Mengerikan, Siswa SD di Toraja Nekat Lewati Jembatan Reyot Demi ke Sekolah

Mengerikan, Siswa SD di Toraja Nekat Lewati Jembatan Reyot Demi ke Sekolah

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Sabtu, 17 Sep 2022 17:05 WIB
Siswa SD di Tana Toraja menyeberangi jembatan bambu reyot.
Foto: Rachmat Ariadi/detikSulsel.
Tana Toraja -

Sejumlah siswa di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) nekat menantang maut saat menyeberangi jembatan reyot agar bisa ke sekolah. Jembatan itu terlihat hanya menggunakan susunan bambu yang tampak lapuk.

"Tidak ada jalan lain jadi lewat jembatan ini ke sekolah. Sudah biasa, jadi tidak takut lagi," kata Meisya, salah seorang siswa SDN 350 Lombok Tabang saat berbincang dengan detikSulsel, Sabtu (17/9/2022).

Pantauan detikSulsel di lokasi, jembatan reyot tersebut berada di Kelurahan Malimbong, Kecamatan Malimbong Balepe', Tana Toraja. Jembatan itu merupakan akses antara Kelurahan Malimbong dengan Desa Talion Sarapeang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi jembatan terlihat memprihatinkan, jembatan itu hanya berbahan bambu yang tersusun tanpa ada batas pengaman di sisi kiri dan kanan jembatan. Beberapa papan yang berfungsi sebagai alas jembatan juga sudah terlihat lapuk.

Oleh sebab itu warga termasuk siswa sekolah yang hendak menyeberangi jembatan tersebut harus ekstra hati-hati.

ADVERTISEMENT

Salah seorang warga, Yosep Pawaran mengungkapkan bahwa saat air sungai tinggi, jembatan tersebut seringkali terbawa arus. Kondisi itu memaksa warga setempat kembali bergotong royong untuk membangun jembatan dengan bahan seadanya.

"Ini aliran sungai Liku Londong namanya. Kalau air sungai naik biasanya jembatan terbawa arus. Jadi warga harus kembali gotong royong membuat jembatan, begitu seterusnya. Saya tidak tahu sudah berapa kali jembatan ini diperbaiki secara sederhana," ungkapnya.

Yosep mengutarakan, jembatan ini merupakan akses satu-satunya warga menuju ke Kelurahan Malimbong. Warga Desa Talion Sarapeang juga kata dia, menggunakan akses ini untuk menjual hasil bumi seperti kopi dan cokelat ke pasar.

"Keinginan kami agar ada perhatian dari pemerintah daerah pak. Ini jembatan sudah puluhan tahun tak pernah tersentuh pemerintah, padahal ini merupakan akses utama penghubung kelurahan dan kecamatan. Juga menjadi jalur utama anak sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA, dan warga ketika akan menjual kopi dan coklat ke ibu kota Kabupaten," tandasnya.




(hmw/tau)

Hide Ads