"Pasti berdampak (kenaikan harga BBM), akhir bulan lalu kita baru juga kena musibah sawah ikut terendam banjir," kata Ketua Kelompok Tani Garuda Najamuddin saat dihubungi, Sabtu (10/9/2022).
Najamuddin mengatakan banjir yang menerjang Desa Bonda, Kecamatan Papalang pada, Rabu (31/8) lalu merendam puluhan hektare sawah warga. Akibatnya petani di desa tersebut mengalami gagal panen.
"Kalau di kelompok tani saya itu anggotanya 25 orang, total lahan 25 hektar. Kalau di total kerugian sampai Rp 70 juta," bebernya.
Diakui Najamuddin usai gagal panen para petani kini harus memutar otak. Mereka yang hendak berusaha menanam padi lagi justru diperhadapkan dengan harga sewa traktor yang mengalami kenaikan.
Selain harga sewa traktor yang kini naik menjadi Rp 1,8 juta, biaya angkut satu karung padi menggunakan dompeng atau traktor juga naik signifikan dari harga Rp 15 ribu menjadi Rp 23 ribu.
"Pas naik BBM, naik semua itu biaya sekarang. Mulai biaya sewa traktor, sementara kita ini petani baru gagal panen kemarin," ujarnya.
Najamuddin mengaku naiknya harga BBM mengurangi jumlah pendapatan petani akibat biaya yang dikeluarkan mengalami kenaikan. Belum lagi soal pupuk yang disebutnya langka dan mahal.
"Pasti berpengaruh ke hasil panen karena sudah naik semua juga itu untuk bayar alat. Ditambah pupuk juga susah didapat baru mahal," ujarnya.
Ia berharap atas kondisi para petani di desanya bisa menjadi perhatian pemerintah. Terlebih pada kebijakan kenaikan harga BBM yang dinilai memberatkan petani.
"Semoga ada perhatian, seperti bantuan pupuk. Karena kita juga ini merasakan sekali dampak kenaikan BBM, semuanya serba naik," harapnya.
(hsr/hmw)