Harga Pangan Naik di Manado Efek Kenaikan BBM, Cabai Tembus Rp 60.000/Kg

Sulawesi Utara

Harga Pangan Naik di Manado Efek Kenaikan BBM, Cabai Tembus Rp 60.000/Kg

Trisno Mais - detikSulsel
Kamis, 08 Sep 2022 01:07 WIB
Pedagang Pasar Karombasan Manado mengeluhkan kenaikan harga BBM.
Foto: Pedagang Pasar Karombasan Manado mengeluhkan kenaikan harga BBM. (Trisno Mais/detikcom)
Manado -

Harga sejumlah komoditas pangan di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami kenaikan imbas harga BBM naik. Komoditas cabai mengalami kenaikan signifikan hingga tembus Rp 60.000 per kilogram.

"Rica (cabai) sekarang Rp 60 ribu kalau sebelumnya Rp 40 ribu, ada Rp 54 ribu. Hari ini ada naik, sudah Rp 60 ribu per kilo," ujar Arsad (52), pedagang di Pasar Karombasan Manado saat ditemui detikcom, Rabu (7/9/2022).

Selain itu harga tomat juga disebut mengalami lonjakan harga. Saat ini harganya menjadi Rp 140.000 tiap kas atau dalam satu peti kayu, atau kisaran Rp 10.000/kg dari yang sebelumya 7.000/kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tomat naik, sebelumnya harga tomat Rp 100 ribu, tapi sekarang itu satu kas seharga Rp 140 ribu," kata dia.

Arsad pun mengeluhkan kenaikan harga BBM yang memicu naiknya harga komoditas pangan. Pasalnya naik harga kebutuhan pokok berdampak pada menurunnya tingkat pembeli karena barang semakin mahal.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak setuju (harga BBM naik), karena masyarakat berbelanja bahan dengan harga mahal," imbuh Arsad.

Sementara pedagang lainnya di Pasar Karombasan, Grety Rumondor (60) mengatakan, barang dagangannya terpaksa ikut dinaikkan. Harga barangnya mengalami penyesuaian di tengah kenaikan harga BBM.

"Menyangkut BBM ini naik, semua naik tidak terkecuali, daging ayam naik harga, jual bakso naik, ikan mujair naik," ungkap Grety.

Menurut Grety awalnya harga daging ayam Rp 30.000/kg. Selain itu harga ayam yang semula dipatok Rp 30.000/kg naik menjadi Rp 35.000/kg.

"Awalnya ayam 1 kg Rp 30 ribu, sekarang Rp 35 ribu. Ikan mujair awalnya hanya dijual dengan harga Rp 25 ribu per kilo menjadi Rp 35," ujarnya.

Dia berharap agar pemerintah secepatnya menurunkan harga BBM. Pasalnya dia sebagai pedagang mengaku sangat terasa dampaknya.

"Kalau boleh stabilkan harga BBM ke depan, supaya tidak menyulitkan kami sebagai pedagang," jelasnya.

Grety mengaku tak setuju dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Tak hanya itu, bantuan langsung tunai (BLT) yang akan diberikan pemerintah, dinilai tidak menjawab persoalan pedagang.

"Saya tidak setuju BBM naik, karena BLT hanya dapat 3 bulan sekali, sementara BBM naik terus," pungkasnya.




(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads