Salah seorang sopir bus trans Sulawesi Steven Rengkung (52) di Terminal Malalayang, Manado mengatakan mereka terpaksa menaikkan tarif karena harga BBM naik dan jumlah penumpang kian berkurang.
"Saat ini kan penumpang sepi jadi mau tidak mau tarifnya harus dinaikkan, supaya pendapatan tetap stabil," kata Steven Rengkung saat ditemui detikcom, Senin (5/9/2022).
Steven mengatakan dampak dari kenaikan BBM itu mulai terasa sehari setelah harganya resmi naik. Menurut dia, biasanya dalam sekali jalan sopir mendapatkan 30 penumpang namun kini menurun drastis tinggal 15 orang.
Kendati begitu saat ditanya tentang penyebab sepinya penumpang dirinya tak tahu. Tapi bagi Steven itu bisa jadi karena kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Kalau seperti biasa itu penumpang 30 orang dalam sekali jalan. Penyebabnya saya belum tahu, tapi mungkin mereka belum berpergian karena harga tiket," katanya.
Steven menyatakan selama ini dia menghasilkan uang untuk mengisi BBM itu hingga 2 jutaan. Menurutnya dengan biaya BBM yang tinggi pasti akan berdampak pada penghasilannya sebagai seorang sopir.
"Penggunaan BBM sekali jalan Rp 2,3 juta sekitar 446 liter. Kami jalan itu dua hari sekali, tapi penumpang tidak menentu," ujarnya.
Dia mengaku pasrah dengan kebijakan pemerintah terkait kenaikan BBM. Bagi dia sebagai warga biasa mau tak mau harus menjalani.
"Kita hanya menyampaikan kalau memang sudah keputusan sudah begitu kita ikut saja," katanya.
Dirangkum detikcom, kenaikan tarif bus trans Manado-Sulteng sebagai berikut:
1. Palu tarif sebelumnya Rp 380 ribu jadi Rp 480 ribu
2. Poso tarif sebelumnya Rp 480 ribu jadi Rp 600 ribu
3. Toboli tarif sebelumnya Rp 370 ribu jadi Rp 460 ribu
4. Kasimbar tarif sebelumnya Rp 330 ribu jadi Rp 440 ribu
5. Palasa tarif sebelumnya Rp 320 ribu jadi Rp 420 ribu
6. Kotaraya tarif sebelum Rp 300 ribu jadi Rp 400 ribu
7. Moutong tarif sebelumnya Rp 300 ribu jadi Rp 400 ribu
8. Popayato tarif sebelumnya Rp 275 ribu jadi Rp 360 ribu
9. Marisa tarif sebelumnya Rp 260 ribu jadi Rp 340 ribu
(hmw/nvl)