"20 desa yang terdampak tersebar di 5 Kecamatan di antarnya Kecamatan Malangke, Malangke Barat, Baebunta, Baebunta Selatan dan Sabbang," kata Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar saat dikonfirmasi detikSulsel, Rabu (31/8/2022).
Muchtar menambahkan, banjir terjadi dipicu meluapnya sungai Rongkong usai dilanda hujan deras sejak Selasa malam (30/8). Pihaknya bersama Bupati Lutra Indah Putri Indriani sudah turun memantau titik bencana.
"Ada tim yang dipimpin oleh bapak wakil bupati ada yang dipimpin oleh ibu bupati. Saya tadi menuju ke beberapa titik-titik yang longsor dan jalan yang putus di Kecamatan Rongkong, baru saya ke Pengkendekan sama ibu (Bupati) bersama kadis PU (Pekerjaan Umum)," ujarnya.
Pihaknya juga telah mengimbau warga yang berada di bantaran sungai Rongkong agar segera meninggalkan wilayah tersebut. Mereka diminta mencari lokasi yang lebih aman untuk mengungsi.
"Ada yang mengungsi untuk mencari tempat-tempat yang dianggap aman karena memang diimbau melihat kondisi cuaca akhir-akhir ini tidak bersahabat dan cenderung ekstrem sehingga diharapkan masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk mencari tempat yang lebih aman," terangnya.
Muchtar mengaku beberapa sungai pascabanjir bandang tahun 2020 lalu sudah mengalami pendangkalan. Air yang datang kerap membawa sedimen-sedimen lalu mengendap. Tak hanya itu bentang sungai yang berubah mengakibatkan timbulnya beberapa anak sungai yang rentan menyebabkan terjadinya banjir di Luwu Utara.
"Sedimen-sedimen itu kan mengendap lalu kemudian bentang sungai itu kan sudah berubah karena bentang sungai yang sudah berubah, itu hampir rata-rata yang kita temukan itu bukan lagi mengalir di saluran induknya tetapi itu air karena sudah dangkal sungai induknya, mencari jalan-jalan lain sehingga terbentuk puluhan anak sungai," tuturnya.
"Anak sungai itu sebenarnya bukan aliran sungai, tetapi karena airnya meluap, itulah yang menyebabkan terendam di beberapa pemukiman, karena bentang sungai sudah tidak mampu menampung debit air yang ada," sambungnya.
Menurutnya, pendangkalan sungai yang terjadi menjadi penyebab utama terjadinya banjir saat terjadi hujan deras. Terutama jika hujan deras terjadi dengan durasi yang cukup lama.
"Walaupun tidak seperti pada banjir bandang sebelumnya, tetapi karena sudah dangkal itulah yang menjadi penyebab utamanya (banjir), karena memang hujan yang cukup tinggi dan durasinya yang cukup lama," tambahnya.
Muchtar juga mengungkapkan perlunya ada penanganan serius yang dilakukan untuk mengatasi hal demikian. Ia menyarankan agar pemerintah membangun sebuah bendungan sebagai jangka panjang meminimalisasi terjadinya banjir.
"Sungai-sungai yang membentang di Luwu Utara itu ada 8 sungai, tetapi yang sering berakibat banjir beberapa sungai ini yang harusnya dilakukan penanganan. Tapi jalan yang harus kita lakukan khususnya aliran sungai Rongkong untuk solusi jangka panjang itu harusnya ada bendungan," pungkasnya.
(sar/asm)