Memaknai Penolakan Wali Kota
Dari berbagai pernyataan yang disampaikan di media, terdapat interpretasi atau pemaknaan dari penolakan desain kereta yang disampaikan Wali Kota. Pertama, Wali Kota memahami bahwa pembangunan kereta yang menghubungkan Makassar-Parepare adalah Proyek Strategis Nasional. Dengan demikian, Wali Kota tentu saja tidak bermaksud untuk menggagalkan pembangunan rel kereta. Ia sangat memahami risikonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan interpretasi dari teori interaksionisme simbolik, Wali Kota ingin menyampaikan pesan bahwa selaku pengambil kebijakan di Kota Makassar, Ia ingin dilibatkan baik dalam proses penentuan desain, sosialisasi Amdal, penetapan lokasi dan juga pengoperasian kereta api. Wali Kota ingin menegaskan bahwa seluruh proses komunikasi proyek kereta api harus melibatkan pemerintah Kota Makassar.
Meski pada faktanya konsultasi antara Balai Pengelola Kereta Api dan Wali Kota sudah sering dilakukan, Danny Pomanto - ingin diinterpretasikan bahwa meski kewenangannya hanya di Kota Makassar - Ia ingin menjadi bahan perbincangan di masyarakat Sulawesi Selatan.
Kedua, Wali Kota ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang perencana kota berkelas dunia yang sangat memahami perencanaan dan penataan kota. Melalui penegasan bahwa desain kereta darat melanggar tata ruang wilayah berdasarkan ketetapan Peraturan daerah tentang RTRW, Danny Pomanto ingin menunjukkan kesan bahwa dirinya konsisten membangun kota sesuai RTRW. Meski pada kenyataannya, pelanggaran tata ruang di kota Makassar sudah sangat parah karena belum disahkannya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota.
Ketiga, Danny Pomanto sangat piawai memberikan perbandingan antara desain melayang untuk kereta di Kota Bandung dan Palembang dengan desain rel darat di Kota Makassar. Makna interpretatif dari pernyataan itu adalah, Danny Pomanto adalah pemimpin yang berani berjuang dan pasang badan untuk memberikan yang terbaik bagi warga Makassar.
Seperti diketahui publik, biaya untuk pembangunan kereta dengan desain melayang jauh lebih mahal ketimbang desain kereta darat. Meski faktanya adalah rel melayang hanya digunakan di wilayah padat penduduk, bukan di jalur yang masih didominasi oleh tanah kosong seperti tambak atau sawah.
Keempat, Danny Pomanto ingin diinterpretasikan bahwa sebagai seorang pemimpin, Ia tidak harus manut terhadap hirarki yang lebih tinggi. Dalam situasi tertentu, dibutuhkan penegasan akan sikap kritis-konstruktif terhadap isu yang dianggap urgen dan mendesak. Danny Pomanto ingin diinterpretasikan sebagai pemimpin yang secara filosofis sangat memahami apa yang disebut sebagai dynamic governance; bahwa konflik yang terjadi tidak mesti harus berakhir dengan perpecahan, tetapi dapat melahirkan solusi kreatif yang menguntungkan semua pihak.
Danny Pomanto ingin diinterpretasikan sebagai Wali Kota yang berani melawan pemerintah pusat, tetapi berkontribusi terhadap dialog yang konstruktif antar elemen pemerintah. Danny Pomanto tidak menyadari bahwa tidak akan pernah ada kemenangan dari pemerintah kabupaten/kota dalam melawan kebijakan pemerintah pusat.
Kelima, dengan menyampaikan bahwa desain kereta darat dapat memperparah banjir di Kota Makassar, Danny Pomanto ingin diinterpretasikan sebagai pemimpin yang peduli terhadap masalah banjir. Meski banyak yang memahami bahwa sampai saat ini, tidak ada program strategis yang dilakukan Wali Kota dalam mencegah terjadinya banjir di Kota Makassar.
Catatan Penutup
Dari bahasa tubuh dan diksi-diksi yang digunakan dalam berkomunikasi, sangat nampak bahwa Danny Pomanto sangat emosional dalam menyampaikan setiap kebijakan atau sikapnya di depan publik. Sangat disarankan, Wali Kota membentuk tim komunikasi yang bertugas untuk merumuskan atau menyampaikan pesan atau kebijakannya dengan bahasa dan diksi yang lebih santun dan menyejukkan.
Dengan membentuk tim komunikasi, Wali Kota akan diinterpretasikan sebagai pemimpin yang mampu mendelegasikan kewenangan, pemimpin yang memiliki kemampuan mendengarkan orang lain, pemimpin yang tidak egois; pemimpin yang ibarat kereta membawa rakyatnya sampai ke tujuan melintasi rel yang terpasang kokoh di darat dengan suasana hati yang riang gembira.
Dr. Sawedi Muhammad, S.SoS, M.Sc (Dosen Sosiologi Fisip Unhas)
(tau/sar)