Warga di Manado Bangun Jembatan Secara Swadaya gegara Kesulitan Akses

Sulawesi Utara

Warga di Manado Bangun Jembatan Secara Swadaya gegara Kesulitan Akses

Trisno Mais - detikSulsel
Senin, 08 Agu 2022 09:36 WIB
Warga Kelurahan Singkil, Manado, Sulut.
Foto: Warga Kelurahan Singkil, Manado, Sulut. (Trisno Mais/detikcom)
Manado -

Warga Kelurahan Singkil, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) tengah membangun jembatan sejak tahun 2015 rusak tidak diperhatikan pemerintah. Pembangunan secara swadaya ini setelah masyarakat kesulitan akses usai jembatan sebelumnya rusak diterjang banjir.

"Pekerjaan ini berawal dari sering terjadinya banjir, yang terparah di 2017," kata warga Singkil, Salma Panigoro ketika ditemui detikcom di lokasi, Minggu (7/8/2022).

Jembatan dengan target pengerjaan sepanjang 10 meter itu bertempat di Kelurahan Singkil Dua, Lingkungan 5, Kota Manado. Salma menjelaskan, selama ini warga hanya mengandalkan jembatan darurat berbahan material bambu namun rusak tiap kali banjir melanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah warga pun sering mengeluhkan susahnya akses jalan sejak dirinya menjabat sebagai kepala lingkungan pada tahun 2017. Dirinya bahkan sudah menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah setempat hingga DPRD namun tidak kunjung diakomodir.

"Pada beberapa kegiatan reses anggota DPRD kota maupun provinsi sering lokasi jembatan ini saya bawa. Saya menyampaikan kalau di sini harus dibuat jembatan karena ada masyarakat yang membutuhkan jembatan. Namun seiring berjalannya waktu, belum ada realisasi dari pemerintah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Salma pun kemudian menginisiasi pembangunan secara swadaya. Akses jembatan yang menghubungkan sedikitnya 30-an kepala keluarga yang bermukim sangat dibutuhkan kehadirannya.

Gagasannya disambut positif warga hingga dana pembangunan jembatan mulai terkumpul sejak bulan lalu. Pembelian material hingga pekerjaan konstruksi pun dilakukan secara bersama sama oleh masyarakat setempat.

"Saya punya inisiatif memberikan usulan kepada warga di sini, mari kita gotong royong, kita swadaya. Alhamdulillah masyarakat menyetujui usulan saya," jelas Salma.

Sementara warga Singkil lainnya bernama Rustam Ibrahim mengaku sangat kesulitan apabila terjadi banjir. Karena ketika jembatan terputus ia harus menunggu berminggu-minggu untuk bisa melewati jalur tersebut.

"Setiap banjir akses masyarakat kurang lebih beberapa kepala keluarga yang ada di dalam sini terputus sampai dengan berminggu minggu," kata Rustam.

Menurut dia, karena jembatan sudah lama tak kunjung diperhatikan. Dirinya dan beberapa warga telah menanyakan langsung ke lurah setempat, namun tak ada solusi.

Rustam menjelaskan, pembangunan dilakukan secara swadaya karena sampai saat ini tidak ada perhatian pemerintah.

"Mereka di sini semangat, mereka patungan setiap kepala keluarga yang ada di dalam sini memberikan bantuan sama-sama untuk pembangunan akses jalan atau jembatan. Sekitar 30 lebih kepala keluarga," pungkasnya.




(sar/tau)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads