Amerika Serikat dituding Rusia terlibat langsung dalam konflik perang di Ukraina. Serangan rudal Ukraina kepada pasukan Rusia disebut disetujui mata-mata AS.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Rabu (3/8/2022), Kementerian Pertahanan Rusia menuturkan Wakil Kepala Intelijen Militer Rusia Vadym Skibitsky telah mengakui kepada surat kabar Telegraph bahwa serangan rudal canggih HIMRAS dikoordinasikan Washington.
"Semua ini tak dapat disangkal membuktikan bahwa Washington, bertentangan dengan klaim Gedung Putih dan Pentagon, terlibat langsung dalam konflik di Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dilansir dari detikNews, Rabu (3/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden AS Joe Biden sebelumnya menuturkan para pejabat AS tidak mau ada konfrontasi langsung antara tentara AS dan Rusia namu dia mau Ukraina bisa mengalahkan Rusia dengan memasok miliaran dolar senjata ke Ukraina.
Rusia meminta pemerintahan Biden bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap sasaran sipil di Ukraina Timur. Kawasan ini dikendalikan pasukan yang didukung Rusia.
Pemerintahan Biden bertanggung jawab langsung atas semua serangan roket yang disetujui Kiev di daerah permukiman dan infrastruktur sipil di daerah berpenduduk Donbas dan daerah-daerah lain, yang telah mengakibatkan kematian massal warga sipil," tutur Kementerian Pertahanan.
Invasi Rusia ke Ukraina disebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai 'operasi militer khusus'. Invasi ini diklaimnya untuk melindungi para penutur bahasa Rusia dari para nasionalis berbahaya di Ukraina. Juga untuk mencegah upaya Barat memakai Ukraina mengancam Rusia.
Konflik Ukraina kata Putin sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang akan membentuk kembali tatanan poltiik global. Sementara menurut intelijen AS, perang di Ukraina sejauh ini menewaskan sekitar 15.000 orang Rusia.
(alk/tau)