Makna tahun baru Islam perlu dipahami oleh umat muslim. Tahun baru Islam erat kaitannya dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW, karena itu tahun baru Islam disebut juga dengan tahun Hijriyah.
Tahun baru Islam diperingati pada tanggal 1 Muharram penanggalan tahun Hijriyah, yang pada tahun ini bertepatan dengan tanggal 30 Juli 2022 pada kalender Masehi. Sebagai umat muslim, sudah sepatutnya memahami makna tahun baru Islam yang sarat akan pesan-pesan kehidupan.
Makna tahun baru Islam telah dijelaskan Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah video tausiyah yang berjudul "Pesan dan Hikmah UAH Menyambut Tahun Baru Hijriah" yang diunggah pada channel Youtube Adi Hidayat Official.
UAH menjelaskan Hijriah memiliki berasal dari kata Hijrah. Penamaan ini melekat pada momentum proses Hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Yatsrib yang kemudian menjadi Madinah.
Namun, makna dari Hijrah dalam proses itu bukan hanya sekadar berpindah tempat, melainkan sebuah komitmen untuk membangun keadaan lebih baik. Serta membentuk kehidupan yang lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT.
"Hijrah bukan sekadar berpindah, hijrah bukan sekadar beralih tempat, tapi hijrah adalah sebuah komitmen yang dibangun oleh kesadaran nurani dan spiritual untuk berpindah dari keadaan yang lebih baik, yang mendekatkan diri kita lebih baik dengan Allah SWT," jelasnya.
Hijrah dalam momentum ini, merupakan proses yang dilalui nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban masyarakat dengan nilai-nilai islami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi Mekkah saat itu tidak terlampau kondusif untuk bisa beribadah dengan baik, untuk bisa mempraktekkan nilai-nilai Islam yang luhur, untuk bisa membangun hubungan harmoni antar masyarakat dengan nilai-nilai keislaman yang bisa dipraktekkan. Karena itulah Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk berhijrah, berpindah pada suasana yang mampu membangun kedekatan kepada Allah dengan lebih nyaman, dengan lebih baik," jelas UAH.
Makna tahun baru Islam perlu dipahami sebagai sebuah bentuk komitmen untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga menurut UAH, seorang muslim sudah seharusnya senantiasa mengamalkan makna tahun baru Islam dalam segala aspek kehidupannya.
"Spirit hijrah seakan memberikan kesan kepada kita bahwa yang pertama, kita sepanjang kita telah berkomitmen menjadi seorang muslim, berislam, maka buktikan komitmen itu dengan cara selalu menghadirkan suasana yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya," jelasnya.
UAH juga menegaskan makna tahun baru Islam tidak terbatas pada sekadar berpindah, melainkan sebuah upaya mewujudkan versi yang lebih baik dari diri seorang muslim. Mengamalkan makna tahun baru Islam bisa dimulai dari mulai menjalankan amalan-amalan yang bisa membuat seorang muslim lebih dekat kepada penciptanya.
"Berhijrah bukan sekadar berpindah tempat, tapi berhijrah menghadirkan suasana yang lebih mulia, baik, elok, dibandingkan dengan sebelumnya. Maka, yang belum pernah ke masjid, berhijrah menghadirkan suasana ibadah, dekat dengan masjid. Yang jarang tahajjud, berhijrah dengan mencoba membiasakan menunaikan tahajjud. Yang belum dekat dengan Alquran, berhijrah dengan membiasakan diri untuk berinteraksi dengan alquran," jelas UAH.
Makna tahun baru Islam pada intinya adalah mengaktualisasikan diri seorang muslim yang sesungguhnya dalam perilaku sehari-hari. Mengamalkan makna tahun baru Islam perlu disertai dengan kesadaran melibatkan seluruh anggota tubuh dalam menerapkan nilai-nilai Islam pada seluruh aspek kehidupan.
"Dan puncaknya, yang belum mengamalkan ajaran Islam dengan baik, maka tampilkan lah keadaan Islam dalam setiap titian kehidupan kita. Lisan kita berislam, mata kita berislam, telinga kita berislam, sampai ke ujung kaki kita, itulah hijrah yang sesungguhnya," jelas UAH.
(urw/hmw)