Polisi mengungkap mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Zhafirah Azis Syah Alam (20) sempat direndam di sungai saat mengikuti pengkaderan di Gowa, Sulsel. Polisi menyebut kondisi itu membuat korban mengalami sesak napas.
"Semua peserta disuruh masuk ke sungai kemudian di situ ini korban mengalami sesak nafas," ungkap Kapolsek Tinggimoncong AKP Jumadi saat dihubungi detikSulsel,Selasa (26/7/2022).
Pengkaderan Senat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI Makassar dilaksanakan di wilayah perkemahan Bukit Embun Pagi, Lingkungan Butta Toa, Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong sejak Jumat (22/7). Sementara Zhafirah dikabarkan meninggal pada hari terakhir kegiatan sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (24/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jumadi, dari hasil pemeriksaan saksi semua peserta pengkaderan diarahkan masuk ke sungai. Tahapan ini untuk pengambilan slayer yang jadi tanda peserta menyelesaikan tahapan pengkaderan.
"Menurut pemeriksaan saksi, semuanya mengatakan bahwa dia mengikuti kegiatan itu, kemudian pada saat kegiatan pengambilan slayer, masuk ke sungai," lanjut Jumadi.
Sementara temuan luka lebam di bagian belakang tubuh koran diduga karena benturan pada saat dievakuasi dari dalam sungai. Namun Jumadi memastikan akan tetap mendalami penyebabnya utamanya apa, terutama karena pihaknya belum menerima hasil visum dari Biddokkes Polda Sulsel.
"Saya juga belum tahu apa katanya luka lebam, tapi menurut keterangan teman-temannya itu pada saat diangkat katanya dari sungai itu yang mengakibatkan ada lebam," sebut Jumadi.
Sejauh ini polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus kematian mahasiswi UMI Makassar. Pihaknya belum menaikkan status perkara ke tahap penyidikan.
"Belum ada (tersangka) karena masih dalam penyelidikan ini belum ditingkatkan ke penyidikan. Masih memeriksa saksi-saksi yang ada," paparnya.
Jumadi menuturkan, pihak kampus UMI Makassar rencananya bakal menyusul untuk diperiksa. Pasalnya saat kegiatan berlangsung ada salah satu dosen ikut, namun pada saat waktu kejadian korban telah meninggal lokasi kegiatan.
"Rencana kita juga panggil itu dosen pembimbingnya. Pada hari itu kan dia (dosen) ada tapi langsung pulang (sebelum kejadian)," imbuh Jumadi.
(sar/hmw)