Dishub Sulsel Bakal Bangun 42 Stasiun BRT Gantikan Halte yang Terbengkalai

Dishub Sulsel Bakal Bangun 42 Stasiun BRT Gantikan Halte yang Terbengkalai

Darmawanti Adellia Adipradana - detikSulsel
Rabu, 06 Jul 2022 21:04 WIB
halte bau pesing
Halte yang akan direncanakan akan dibongkar Dishub Sulsel (Foto: Taufiq/detikcom)
Makassar -

Dishub Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal membangun 42 stasiun sebelum 257 armada bus rapid transit (BRT) Mamminasata konsep baru resmi beroperasi. Stasiun ini untuk menggantikan halte BRT terbengkalai yang rencananya akan dibongkar.

"Iya, di dalamnya itu masterplan ada 42 stasiun itu, ada pengisian listrik untuk bus," ujar Plh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel Aruddini kepada detikSulsel, Selasa, (5/7/2022).

Aruddini mengatakan 42 stasiun yang dibangun nanti dilengkapi dengan pengisian listrik. Sebab 257 bus yang akan beroperasi nanti merupakan kendaraan listrik bukan BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masterplannya itu, 257 Damri pakai listrik," terangnya.

Pembangunan infrastruktur pendukung dari bus BRT Mamminasata diprediksi menelan dana Rp 3,6 triliun. Ini termasuk untuk membangun 9 stasiun yang akan dibangun dengan model elevated atau melayang.

ADVERTISEMENT

"Investasinya Rp 3,6 triliun termasuk bus, stasiun pengisian kendaraan listrik kemudian jalurnya, karena itu jalur baru yang akan dia buat," paparnya.

Aruddini menjamin keberadaan bus baru tidak akan mengganggu jalur transportasi yang sudah ada. Bus ini akan melewati jalur khusus layaknya TransJakarta.

"Iya ada jalur khusus disediakan. Jadi tidak mengganggu jalan yang sudah ada karena dia punya jalur tersendiri. Jalurnya juga tidak masuk kota," bebernya.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov Sulsel menjamin operasional angkot alias pete-pete tidak dirugikan ketika BRT konsep baru beroperasi di Mamminasata. Pete-pete tetap akan difungsikan sebagai transportasi pengumpan.

Aruddini mengaku telah memiliki skema agar pete-pete tetap dapat beroperasi bersamaan dengan BRT dan Teman Bus. Nantinya pete-pete akan dioperasikan sebagai pengumpan di jalur sendiri.

"Saya sudah mengusulkan bagaimana pola yang akan dibangun. Angkot, Teman Bus, dengan BRT. Sehingga kami usulkan yah bagaimana juga mereka (pete-pete) disubsidi, bagaimana menjadi feeder (pengumpan)," ujarnya.

Pihaknya pun telah mengkaji penolakan yang sempat terjadi di awal pengoperasian Teman Bus. Makanya, mengajak pete-pete berkolaborasi bisa menjadi salah satu solusi.

"Setelah kita pelajari dari 16 kali didemo sebenarnya mereka meminta titik yang mereka lewati tidak dilalui oleh Teman Bus. Tapi kalau mau dipenuhi semua (tuntutan) tidak ada dong program pemerintah yang jalan," katanya.




(tau/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads