Banjir bandang melanda 3 Kelurahan di Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ada 10 rumah warga yang terdampak dalam peristiwa itu.
"Ada 3 kelurahan terdampak yaitu, Mataran, Lakawan dan Tanete. Banjir bandang berasal dari air bah dari gunung dengan volume besar langsung turun deras ke pemukiman warga," kata Camat Anggeraja Suparman Pulindi kepada detikSulsel, Selasa (5/7/2022).
Suparman mengungkapkan, air bah dari gunung Lakawan memasuki pemukiman warga sekitar pukul 03.00 WIT, Senin (4/7) kemarin. Itu terjadi setelah wilayah tersebut dilanda hujan selama 2 jam. Akibatnya, 10 rumah warga di 3 kelurahan itu terkena arus deras banjir bandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Deras sekali memang hujan. Ditambah lagi di wilayah itu tidak ada lagi drainase yang berfungsi karena lahan perkebunan bawang. Jadi air yang seharusnya lewat jalurnya itu, cari jalur lain sampai masuk pemukiman. Jadi ada 10 rumah terdampak," ungkap Suparman.
Melihat arus yang datang cukup deras, kata Suparman, beberapa warga langsung menyelamatkan barang seperti sofa, sepeda motor dan perabot rumah tangga lainnya, agar tidak hanyut.
"Iya beberapa warga selamatkan barang berharganya. Tapi banjirnya cuma sebentar saja, karena airnya kan langsung mengalir turun. Jadi tidak ada warga yang mengungsi," bebernya.
Sementara itu Kepala BPBD Enrekang, Arsil Bagenda mengutarakan, ketinggian banjir bandang sekitar 3 cm. Air bah dari gunung yang memasuki pemukiman warga diakibatkan penyempitan saluran air di kawasan tersebut.
"Ketinggiannya sekitar 3 cm dan cukup deras. Ya karena tidak ada lagi saluran, sudah banyak penyempitan saluran," ujarnya.
Arsil menambahkan, saat ini pihaknya sudah melakukan pemetaan bencana. Mengecek beberapa saluran air yang mengalami penyempitan akibat lahan bawang.
"Ini dia dampaknya. Ketika masyarakat membuka lahan tanpa memerhatikan lingkungan. Kita akan petakan lagi di kawasan itu, di mana saluran terjadi penyempitan kita akan perbaiki," tandasnya.
(hmw/hmw)