Pedagang di Toraja Utara Geruduk Kantor DPRD Tolak Lapak Direlokasi

Pedagang di Toraja Utara Geruduk Kantor DPRD Tolak Lapak Direlokasi

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Kamis, 30 Jun 2022 20:42 WIB
Pedagang demo kantor DPRD Toraja Utara.
Foto: Pedagang demo kantor DPRD Toraja Utara. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Toraja Utara -

Massa dari pedagang menggelar aksi demonstrasi di kantor DPRD Kabupaten Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak direlokasi. Lapak mereka bakal dipindahkan tempatnya demi pembangunan perpustakaan dan alun-alun kota yang direncanakan Pemkab Torut.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan pedagang dari Pasar Sore Kecamatan Rantepao itu berlangsung Kamis (30/6). Mereka mendesak pemerintah menyediakan tempat berjualan yang lebih layak ketika direlokasi.

"Kami mau digusur besok, sementara pemerintah tidak memberikan solusi kepada kami di mana kami akan dipindahkan. Kalau mau gusur carikan kami tempat layak untuk menjual. Jangan langsung hilangkan mata pencaharian kami seperti itu," kata perdagangan pasar sore Rantepao, Juniarti Pasolang kepada detikSulsel, Kamis (30/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juniarti mengungkapkan, ratusan pedagang terancam kehilangan mata pencaharian jika pemerintah melakukan penggusuran lapak yang ada di Pasar Sore Rantepao. Rencana Pemda untuk merelokasi pedagang ke Pasar Pagi dan Pasar Bolu Rantepao dianggap kurang layak.

"Sebelum saya lahir orang tua saya sudah menjual di Pasar Sore. Terus kami disuruh pindah di tempat tidak layak. Bagaimana kami menghidupi keluarga kami. Saya punya anak sekolah, Pak, banyak utang untuk keperluan modal. Bagaimana kami membayar kalau tidak menjual," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Menanggapi keluhan para pedagang, Ketua DPRD Toraja Utara Nober Rante Siama akan segera melakukan rapat bersama antara legislatif, eksekutif dan pedagang, untuk mencari solusi terbaik.

"Pastinya kita akan cari solusi agar kebijakan pemerintah tidak mencederai pedagang pasar. Jadi kita akan undang semua besok," ucap Nober.

Pemkab Toraja Utara diminta mempertimbangkan rencana relokasi ini dengan matang. Pihaknya lantas mengingatkan akan peristiwa lalu saat kawasan pertokoan digusur, yang menyebabkan sejumlah pedagang hingga kini belum memiliki lokasi untuk berjualan.

"Kita harus belajar pada peristiwa lalu, ketika eks pertokoan dilakukan pembongkaran, banyak pedagang yang sampai sekarang belum mengetahui tempat berjualan mereka di mana. Jangan kita melakukan hal yang sama, masa kita berbuat dosa terus kepada mereka," ujar Nober.

Sementara Wakil Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong beralasan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah perwakilan pedagang mengenai relokasi yang akan dilakukan pada 1 Juli besok.

"Saya waktu itu sudah melakukan koordinasi dengan perwakilan pedagang. Kita sepakat pedagang di sana direlokasi ke pasar pagi dan pasar Bolu. Jadi sebelum saya menandatangani batas waktu pembongkaran itu sudah dikomunikasikan," imbuh Frederik.

Frederik menegaskan, layak atau tidaknya tempat relokasi pedagang di Pasar Pagi nanti itu sudah ketentuan Pemkab Toraja Utara. Apalagi kata dia, proyek pembangunan perpustakaan dan alun-alun kota sudah selesai tahap tender, sehingga pedagang harus segera direlokasi.

"Yang mengatakan layak atau tidak itu ukurannya seperti apa. Ukuran mereka layak bagaimana, itu pasar pagi kan pasar pemerintah juga. Proyek itu sudah selesai tender. Ini sudah masuk bulan Juli makanya kami beri waktu sampai besok. Harus direlokasi, tidak bisa tidak," jelasnya.




(sar/asm)

Hide Ads