BBVET Maros Selidiki Penyebab Kematian Sapi Diduga Antraks

BBVET Maros Selidiki Penyebab Kematian Sapi Diduga Antraks

Muhammad Taufiqqurrahman - detikSulsel
Selasa, 28 Jun 2022 14:32 WIB
Dinas Peternakan Maros saat mengambil sampel sapi yang mati mendadak untuk diperiksa.
Foto: Dinas Peternakan Maros saat mengambil sampel sapi yang mati mendadak untuk diperiksa. (Dok. Istimewa)
Maros -

Balai Besar Veteriner (BBVET) Maros menyelidiki penyebab utama kematian sapi yang mati mendadak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pemeriksaan lanjutan ini setelah sapi yang diduga terkena penyakit menular hewan tersebut dinyatakan negatif antraks.

"Kami harus melakukan uji lab lagi, mengambil sampel lagi ke hewan ternak yang sehat," ungkap Kepala BBVET Maros, Risman Mangidi saat dikonfirmasi, Selasa (28/6/2022).

Dia menjelaskan awalnya pihaknya menerima laporan kematian seekor sapi diduga antraks di Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros pada Kamis (23/6) pekan lalu. Pihaknya pun turun melakukan pemeriksaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang dilaporkan terkait kematian sapi tersebut dari dinas kabupaten Maros. Ternyata setelah tim kami turun melakukan investigasi, setelah kami turun dan uji lab, hasilnya negatif antraks," tutur dia.

Hanya saja pihaknya masih perlu melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab utama kematian sapi itu. BBVET Maros pun mengambil sampel darah kepada sapi-sapi yang berada di sekitar lokasi kejadian.

ADVERTISEMENT

"Dalam kurun waktu setahun terakhir kami hanya menerima 1 kematian sapi," lanjut dia.

Risman menambahkan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban menjelang Idul Adha juga terus diintensifkan oleh pihaknya. Pemeriksaan hewan ternak dilakukan berdasarkan sampel yang dikirimkan Dinas Peternakan Maros.

"Nanti dari dinas itu mengirimkan sampel kepada kami untuk dilalukan uji untuk memberikan kepastian tentang kondisi kesehatan hewan hewan tersebut," terang Risman.

Sejauh ini dari hasil pemeriksaan uji sampel terhadap hewan ternak yang ada dinyatakan lolos uji kesehatan. Pihaknya turut mengimbau kepada para pedagang untuk melaporkan hewan ternaknya yang akan diperdagangkan ke Dinas Peternakan setempat.

"Hasilnya semua sehat termasuk hewan hewan kurbannya. Kalau ada hewan yang terindikasi sakit sebaiknya dipisahkan dan dilaporkan ke dinas untuk dilakukan pemeriksaan," tandasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala UPTD Puskeswan Maros drh Ujistiani Abidin mengemukakan, ada sekitar 2.200 stok hewan kurban di Kabupaten Maros. Jumlah ini yang diestimasikan akan dilakukan pemeriksaan jelang Idul Adha.

"Ini baru estimasi ya. Sekitar 2.200 ekor (hewan kurban)," pungkas Ujistiani Abidin.




(sar/nvl)

Hide Ads