Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan membenahi gedung darurat SMAN 23 Makassar yang nyaris roboh. Renovasi akan menggunakan dana CSR perusahaan.
"Yang sementara ini digunakan kan itu gedung pinjaman dari LL Dikti. Itu tidak bisa kita anggarkan melalui APBD maka kita berupaya dana CSR untuk membenahi lantai 3 (tempat SMAN 23 menumpang)," ungkap Kabid Pembinaan SMA Disdik Sulsel Asqar kepada detikSulsel, Sabtu (25/6/2022).
Gedung yang digunakan SMAN 23 saat ini merupakan milik LL Dikti Wilayah IX. Disdik menggunakannya dengan status pinjam pakai. Sehingga untuk pembenahannya tidak bisa menggunakan APBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita baru mengajukan proposal (CSR) untuk pembenahan," bebernya.
Pembenahan SMAN 23 membutuhkan dana Rp 370 Juta. Plafon di lantai 3 akan diganti secara keseluruhan dan sebagian atap juga dibenahi. Asqar mengatakan untuk rangka atap sendiri tidak memiliki masalah malah cukup kokoh karena terbuat dari baja.
"Kalau dilihat dari struktur atap itu sebenarnya kokoh karena itu baja, yang mau dibenahi di situ hanya plafon dengan sebagian atapnya," ujarnya.
Asqar menyebut penyebab plafon roboh karena struktur rangka plafon yang berasal dari kayu sudah termakan usia dan lapuk. Sehingga menyebabkan plafon kemudian roboh hingga menyentuh lantai.
Terpisah, Kepala Disdik Sulsel Setiawan Aswad menegaskan pembenahan SMAN 23 tidak dapat menggunakan dana APBD. Ini lantaran bangunan merupakan aset dari LL Dikti meskipun lahan milik pemprov Sulsel.
"Tidak bisa kita intervensi langsung karena bukan aset kita, ini bisa jadi temuan kalau kita lakukan intervensi APBD," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 216 siswa SMAN 23 Makassar menumpang belajar di gedung milik LLDikti karena belum punya gedung permanen. Namun kondisi ruangan kelas dengan atap nyaris ambruk membuat guru dan siswa menjadi waswas dan berharap segera ada perhatian Pemprov Sulsel.
Pantauan detikSulsel, Rabu (8/6), pukul 11.30 Wita, siswa SMAN 23 Makassar saat ini menumpang belajar di gedung Growth Centre milik LLDikti Wilayah X. Sekolah yang baru setahun didirikan ini memang belum punya gedung permanen.
Di gedung tersebut, SMAN 23 Makassar menempati lantai 2 dan 3. Namun untuk ruangan di lantai 3 kondisi ruangannya memprihatinkan. Atap setiap ruangan nyaris ambruk karena kayunya tampak sudah mulai lapuk. Sehingga dianggap tak layak digunakan karena membahayakan.
"Meskipun kita bersihkan yang di bawah (plafon roboh) tapi tukang yang kita panggil untuk cek (kondisi gedung) bilang kayu-kayu untuk atap itu sudah lapuk semua, jadi saya bilang tidak bisa digunakan," ucap Plt Kepala SMAN 23 Makassar Munafri Paspi.
(tau/hmw)