Pemkab Minsel Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Abrasi Pantai

Sulawesi Utara

Pemkab Minsel Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Abrasi Pantai

Trisno Mais - detikSulsel
Jumat, 17 Jun 2022 05:30 WIB
Apa yang dimaksud dengan abrasi? Abrasi air laut di Pantai Amurang menerjang wilayah Minahasa Selatan, Sulawesi Selatan.
Foto: Bencana abrasi pantai yang terjadi di Minahasa Selatan, Sulut. (detikcom/Trisno Mais)
Minahasa Selatan -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan (Minsel) menetapkan status tanggap darurat atas bencana abrasi di pesisir Pantai Amurang, Minsel, Sulawesi Utara (Sulut). Sejumlah bangunan dan fasilitas umum rusak akibat bencana tersebut.

Penetapan status tanggap darurat selama 14 hari sejak 15-28 Juni 2022. Kebijakan ini sudah mendapat persetujuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"14 hari, sejak kemarin sudah dibuat tanggap darurat, dan sudah disampaikan ke BNPB yang diterima langsung oleh Deputi 3," tutur Bupati Minsel Franky Donny Wongkar saat dikonfirmasi detikcom, Kamis malam (16/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya penetapan status tersebut menyusul terjadinya abrasi di pesisir pantai yang mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas publik. Di antaranya jalan, jembatan serta puluhan rumah warga yang hanyut ke laut.

"Memang setelah terjadi bencana yang mengakibatkan korban maupun bangunan dan fasilitas pemerintah lainnya. Maka pemerintah daerah segera membuat keadaan darurat bencana yang disebut-sebut tanggapan darurat," urai dia.

ADVERTISEMENT

Rencananya Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan meninjau langsung lokasi bencana abrasi pantai di Minsel, Jumat (17/6). Kunjungan tersebut sekaligus memantau lokasi posko pengungsian warga terdampak.

"Besok Kepala BNPB dan rombongan hadir serta BMKG akan berkunjung ke lokasi bencana dan ke tempat penginapan korban-korban bencana," papar Franky Wongkar.

Rencananya BNPB akan menyalurkan sejumlah bantuan logistik untuk korban bencana. Franky mengapresiasi Pemerintah Pusat yang tanggap akan peristiwa yang terjadi di daerah kepemimpinannya.

"Mereka (BNPB) akan memberi bantuan dana siap pakai ke masyarakat lewat Pemkab Minsel beserta logistik lainnya. Ini sesuatu yang sangat baik dan positif, di pemerintah dan masyarakat korban bencana di Amurang," papar dia.

Kerugian Dampak Bencana Abrasi Ditaksir Rp 55 M

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Selatan Glady Kawatu menjelaskan, abrasi pantai terdampak di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu. Meski begitu, berdasarkan data awal masyarakat yang paling banyak terdampak akibat abrasi yaitu di Kelurahan Uwuran Satu.

Dia lantas merinci sejumlah kerusakan akibat abrasi pantai ini, yaitu rumah warga di Kelurahan Uwuran Satu terdapat 31 rumah, kemudian terdapat jembatan, jalan sepanjang 500 meter, satu kafe serta sarana prasarana air minum. Bahkan ada satu ikon pariwisata yang baru dibangun pemerintah daerah.

"Kerugian yang ditaksir tadi malam oleh pemerintah sekitar Rp 55 miliar," ungkap Glady.

Dia menyebut sebagian besar rumah warga yang terdampak akibat abrasi berada di titik reklamasi. Menurut dia sebelumnya pemerintah daerah sudah membuat larangan untuk tidak membangun pemukiman warga di lokasi reklamasi.

"Sebagian besar di lokasi reklamasi. Memang ada larangan dari pemerintah, sejujurnya masyarakat yang bermukim di sekitar sini tidak ada izin untuk mendirikan bangunan. Jadi ke depan menjadi pelajaran buat kita untuk membangun ada mekanisme yang harus diikuti," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 65 bangunan terdampak abrasi air laut di Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut). Ada 28 rumah di antaranya hanyut, 10 rusak berat, dan sisanya rusak ringan.

"Rumahnya hanyut sebanyak 28, (sementara) yang rumah rusak berat 10, sisanya rusak ringan," beber Kapolsek Amurang IPTU Bayu Damara saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (16/6/2022).

Dia lantas merinci sejumlah kerusakan akibat abrasi pantai ini, yaitu rumah warga di Kelurahan Uwuran Satu terdapat 31 rumah, kemudian terdapat jembatan, jalan sepanjang 500 meter, satu kafe serta sarana prasarana air minum, bahkan ada satu ikon pariwisata yang baru dibangun pemerintah daerah.

"Kerugian yang ditaksir tadi malam oleh pemerintah sekitar Rp 55 miliar," ujarnya.

Dia menyebut sebagian besar rumah warga yang terdampak akibat abrasi berada di titik reklamasi. Menurut dia sebelumnya pemerintah daerah sudah membuat larangan untuk tidak membangun pemukiman warga di lokasi reklamasi.

"Sebagian besar di lokasi reklamasi. Memang ada larangan dari pemerintah, sejujurnya masyarakat yang bermukim di sekitar sini tidak ada izin untuk mendirikan bangunan. Jadi ke depan menjadi pelajaran buat kita untuk membangun ada mekanisme yang harus diikuti," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 65 bangunan terdampak abrasi air laut di Minsel, Sulut. Ada 28 rumah di antaranya hanyut, 10 rusak berat, dan sisanya rusak ringan.

"Rumahnya hanyut sebanyak 28, (sementara) yang rumah rusak berat 10, sisanya rusak ringan," beber Kapolsek Amurang IPTU Bayu Damara saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (16/6).

Untuk diketahui, Jembatan Boulevard juga dilaporkan ambruk gegara abrasi air laut. Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan, sekitar pukul 14.30 Wita pada Rabu (15/6).

Abrasi ini mengikis pinggiran tanah di bibir pantai sepanjang 75 meter. Peristiwa ini juga turut terekam kamera warga. Dalam video beredar, sejumlah petugas dan warga tampak menyaksikan rumah-rumah yang hanyut.

Halaman 2 dari 3
(sar/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads